Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net
Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net
Add to Technorati Favorites

Masukan Email Anda Untuk Berlanggan Update Berita Terbaru

Delivered by FeedBurner

Komentar Terbaru

Powered by Blogger.

ShoutMix chat widget
"Wellcome" to Indobatt-community
My Profil
Nama:Lutfieadi
Satuan:Korpaskhas
TNI-AU
Email:
Cakrageneration
@yahoo.com
Thank's For
All My Best
Friend's
GARUDA XXIII/B
UNIFIL 08-09
Salju abadi
Lebanon
Thank's of all
GOOD LUCK

Join My Community at MyBloglog!
Friday 7 November 2008

JENDERAL SPANYOL KAGUM DENGAN SEMANGAT PRAJURIT GARUDA


Sector East (Seceast) Commander Brigadir Jenderal Sanjuan Martinez dari Spanyol mengunjungi Base Camp Indonesian Battalion Headquarter (Indobatt HQ) atau Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B di UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr, serta mengunjungi pula Base Camp Kompi A di El Aadeisse UN Posn 9-63, Kompi C di Az Ziqqiyah UN Posn 9-2 dan Kompi B di Shaik Abad Tomb UN Posn 8-33, Rabu (12/12).

Kunjungan yang berlangsung sekitar 4 jam mulai pukul 10.00 hingga 14.00 waktu setempat merupakan bagian dari kunjungan kerjanya ke kontingen yang berada di bawah jajaran Komando Sektor Timur Area Operasi UNIFIL di Libanon Selatan. Selain untuk memperkenalkan diri, kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat dan mengecek langsung posisi Base Camp tiap Satuan, kondisi dan kesiapan personel serta peralatan Konga XXIII-B.

Kunjungan Brigjen Sanjuan Martinez ke Konga XXIII-B diawali dengan penyambutan oleh Komandan Satgas Letkol Inf A M Putranto beserta perwira staf di depan Ksatrian “Soekarno Base”, sebutan bagi Markas Batalyon Konga XXIII-B dan langsung menuju ruang VIP untuk menerima paparan singkat tentang kondisi Kontingen Indonesia.

Beliau nampak antusias mengikuti paparan, bahkan beberapa kali memberikan respon positif terhadap laporan penemuan UXO (unexploded ordnance) yang diketemukan oleh prajurit TNI dari Kompi D dan Kompi B beberapa waktu yang lalu. Selesai acara paparan, Beliau bersama dengan Dansatgas Konga XXIII-B berangkat menuju ke Base Camp Kompi dalam rangka peninjauan keliling. Yang pertama kali dikunjungi ialah Kompi C, lalu Kompi A dan terakhir Kompi B.

Pada saat berada di Kompi B, Brigjen Sanjuan berkesempatan melihat langsung Makam Sheikh Abbad Tomb, yang terkenal karena selain berbatasan langsung dengan Israel yang menjadikannya salah satu Hot Spot di wilayah operasi UNIFIL, juga karena bentuk makamnya yang terbelah dua secara harfiah, yaitu separuh makam masuk wilayah Israel dan separuh lainnya masuk wilayah Libanon. Acara dilanjutkan dengan jamuan makan siang dengan menu hidangan khas Indonesia. Beliau memuji cita rasa masakan Indonesia yang dikatakannya “sangat mengundang selera” dan berharap dapat merasakan menu lainnya pada kesempatan yang lain.

Mengakhiri acara kunjungan tersebut, Brigjen Sanjuan menyatakan kekaguman dan kepuasannya atas pelaksanaan tugas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B yang menurutnya “berjalan dengan sangat baik dan penuh semangat”. Brigjen Sanjuan berpesan agar prajurit TNI tetap memelihara semangat tersebut karena hanya Indonesia satu-satunya kontingen UNIFIL yang melakukan rotasi penugasan tiap 1 tahun sementara kontingen negara lain tiap 6 atau 8 bulan sehingga menurut Sanjuan, banyak negara lain salut atas stamina prajurit TNI.

Sebagai wujud apresiasinya, Brigjen Sanjuan memberikan cindera mata kepada Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf AM Putranto dan para Komandan Kompi, satu hal yang jarang dilakukan Beliau bila mengunjungi kontingen negara lain. Sebelum meninggalkan Base Camp Kompi B, Brigjen Sanjuan menyempatkan untuk berfoto bersama dengan Dan Satgas Letkol Inf AM Putranto dan Perwira Staf Konga XXIII-B di depan monumen yang dibangun oleh Kontingen Ghana pada saat menempati Base Camp tersebut tahun 2001.

Berdasarkan pengaturan pengerahan pasukan PBB oleh UNIFIL di wilayah Libanon Selatan, Kontingen Indonesia masuk ke dalam komando dan pengendalian sektor Timur bersama-sama dengan kontingen Nepal, Spanyol, India dan Malaysia. Namun diantara kontingen tersebut, hanya Indonesia dan India yang memiliki Hot Spot atau area dengan potensi konflik sangat tinggi sehingga sangat rawan terjadi pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701, baik oleh Hizbullah atau kelompok bersenjata lainnya maupun oleh Israel sendiri.

DANSATGAS KONGA XXIII-B BERI PENGHARGAAN KOMPI DAN PRAJURIT BERPRESTASI


Untuk meningkatkan kualitas satuan agar lebih profesional dan handal, semangat berkompetisi secara positip antar unit bahkan antar individu prajurit dalam satuan tersebut merupakan salah satu metode yang umum digunakan oleh Pemimpin TNI di setiap level dalam rangka pembinaan satuan, tidak saja sewaktu berada di Home Base (Pangkalan) namun juga pada saat penugasan, termasuk penugasan di luar negeri yang tergabung dalam misi Perdamaian PBB. Hal ini dilakukan untuk memacu seluruh prajurit agar selalu berusaha dan berkarya mempersembahkan yang terbaik bagi satuannya, bagi TNI, bahkan bagi bangsa dan negaranya.

Demikian cuplikan pengarahan Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf AM Putranto, S.Sos pada saat Upacara pemberian penghargaan dan tali asih kepada Kompi Berprestasi periode bulan Desember 2007 dan Prajurit berprestasi di Lapangan Apel “Soekarno Base” Markas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B/UNIFIL, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan pada hari Sabtu (22/12).

Penghargaan Kompi Terbaik Konga XXIII-B pada periode ini diraih oleh Kompi Mekanis-B di bawah pimpinan Kapten Inf Mahbub Junaedi sebagai Komandan Kompi dan Kompi Mekanis-D di bawah pimpinan Kapten Inf Marwan, berdasarkan pada penilaian bahwa ke-2 Kompi tersebut berhasil melakukan pendekatan terhadap masyarakat Lebanon yang berada di wilayah area operasinya sehingga banyak anggota masyarakat yang bersimpati dan kemudian melaporkan mengenai adanya ranjau, cluster bom dan UXO (unexploded ordnance, seperti proyektil roket, meriam, granat dan lain-lain) kepada anggota Kompi-kompi tersebut. Berdasarkan laporan-laporan masyarakat ini kemudian berhasil ditemukan sejumlah 30 buah oleh Kompi Mekanis-D dan sebanyak 11 buah oleh Kompi Mekanis-B. Penemuan-penemuan benda berbahaya bagi nyawa manusia ini menjadi salah satu penonjolan kegiatan pasukan Konga XXIII-B yang ternyata mendapatkan apresiasi positif dan pujian dari Komando Atas, dalam hal ini Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigjen Sanjuan Martinez dari Spanyol.

Sedangkan Prajurit Berprestasi yang mendapat penghargaan ialah para prajurit yang berhasil mengharumkan nama Konga XXIII-B pada saat turnamen Bellubatt Trophy dengan meraih gelar juara III untuk tim Indobatt-1 (Indobatt, Indonesia Battalion – red) dan masuk dalam 5 besar (the best five) untuk tim Indobatt-2. Tim Indobatt-1 terdiri dari : Serda Mislan (Kostrad), Praka Laode S (Kostrad), Pratu Taufik (Kostrad), Pratu Dudi Juandi (Marinir) sebagai pemain inti dan Pratu M.Tahir (Kostrad) sebagai cadangan, sedangkan tim Indobatt-2 terdiri dari Prada Bustan (Kostrad), Kopda Rahman (Kostrad), Pratu Edi Sabara (Kostrad), Kopda Kumpul Trimurejo (Marinir) sebagai pemain inti dan Pratu Joni A (Kostrad) sebagai cadangan.

Selesai pelaksanaan upacara, Dansatgas didampingi Wadansatgas Letkol Mar Ipung Purwadi beserta seluruh Perwira dan anggota yang terlibat dalam upacara memberikan tali asih dan ucapan Selamat kepada Danki Mekanis-B, Danki Mekanis-D dan para prajurit berprestasi yang berhasil mendapat penghargaan.

PASUKAN INDOBATT ANTUSIAS MENYAMBUT TURUNNYA SALJU DI LEBANON


Prajurit Indobatt Antusias menyambut turunnya salju pertama kali di Lebanon. Ibaratnya kayak orang katrok...(Kalau Orang Jawa Bilang) hehehe...baru pertama melihat turunnya salju,mungkin negara lain beranggapan bahwa Turunnya salju ini sudah biasa & sering dilihat tapi bagi kami tidak.
dikala orang salju turun negara lain mungkin tidur karena kedinginan tapi kami tidak malah bermain-main dengan salju.semua pun ikut menikmati turunnya salju di Lebanon baik Perwira,Bintara maupun Tamtama semua kembali ke sifatnya masing-masing ( seperti anak kecil) inilah kegembiraan yang tak terhingga bagi kami.

Tapi kami pun tetap melaksanakan tugas kami di Lebanon seperti biasa & sesuai tugas kami yakni menjaga Perdamaian dibawah naungan PBB.
Terima kasih tuhan engkau telah menurunkan rahmatmu dengan salju indahmu di Lebanon Selatan & ini adalah kenangan yang tak terlupakan sepanjang hidup kami. (Never Ending Memories)

Kami berharap mudah-mudahan Lebanon Tetap menjadi negara yang indah dan selalu tercipta perdamaian.seperti turunnya salju yang pernah kami lihat begitu indah...
dan semoga semua tugas kami selalu dilindungi Tuhan YME. Amin....
tetap semangat kawan-kawan, semoga keberhasilan selalu menyertai kalian.
salam "GARUDA"

PASUKAN GARUDA LEBANON UNJUK GIGI DALAM TURNAMEN MILITER INTERNASIONAL


Kemampuan Pasukan Indonesia Kontingen Garuda XXIII-B dibuktikan dengan meraih gelar juara III Turnamen Keterampilan Militer antar negara Kontingen UNIFIL, yang diselenggarakan di Tibnine, Libanon Selatan. Turnamen yang dikenal dengan sebutan Bellubatt Trophy merupakan lomba yang cukup bergengsi di kalangan militer internasional, khususnya yang sedang bertugas dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan untuk mengadu kemampuan olah fisik dan keterampilan halang rintang serta combat mountainering setiap kontingen yang tergabung dalam UNIFIL.

Turnamen ini diprakarsai oleh negara Belgia dan Luxemburg dan karenanya dinamakan dengan Bellubat yang merupakan singkatan dari Belgia Luxemburg Battalion. Turnamen dengan nama lengkap Bellubat Trophy Championship digelar pada tanggal 21 Desember 2007 di Markas Batalyon Belgia yang berlokasi di Tibnine, menempuh rute lari sekitar 2 Km kemudian dilanjutkan melewati beberapa rintangan (obstacle) yang dipersiapkan di Benteng Tibnine (Castle of Tibnine) seperti death ride, rope ladder, rappeling, stone carry, climbing, tyrolienne dan stretcher. Menurut Ketua Panitia Turnamen, Mayor Biliet, undangan sudah disampaikan kepada seluruh kontingen, termasuk tentara Lebanon.

Namun pada saat technical meeting, akhirnya 8 negara yang mengikuti turnamen ini, yaitu tuan rumah Belgia (7 tim), Prancis (3 tim), India (3 tim), Portugal (1 tim), China (1 tim), Nepal (1 tim), Lebanon (2 tim), Indonesia (2 tim) dan tambahan peserta wanita dari Belgia dan Prancis (masing-masing 1 tim). Sebagai catatan khusus, keikutsertaan kontingen Indonesia dalam turnamen bergengsi ini merupakan yang pertama kalinya. Total tim yang ikut berlomba ialah 22 tim, masing-masing tim terdiri dari 4 orang anggota inti dan 1 orang cadangan.

Dua hari menjelang turnamen, kontingen Indonesia diberi kesempatan mencoba materi obstacle yang dipertandingkan. Pada kesempatan uji coba tersebut, nampak terlihat keragu-raguan bahkan sikap menyangsikan kemampuan para prajurit Konga XXIII-B, baik dari tentara Bellubat dan tim negara lain yang saat itu juga hadir. Sikap itu timbul karena melihat postur tubuh prajurit TNI yang kecil dan belum terlatih dengan rintangan yang dilalui serta belum terbiasa dengan cuaca yang memasuki musim dingin.

Namun semua kendala itu tidak menciutkan nyali prajurit Merah Putih. Hal ini ditunjukkan pada saat pelaksanaan turnamen, prajurit Garuda yang mendapat giliran start ke-9 (tim Indobatt-1) dan start ke-11 (tim Indobatt-2) langsung unjuk gigi, melesat bak anak panah melewati berbagai medan rintangan yang dipersiapkan. Sikap meremehkan kontingen Indonesia langsung berganti decak kagum dan pujian, baik dari tentara-tentara Bellubat sendiri selaku penyelenggara maupun dari tentara kontingen negara lain, begitu melihat aksi prajurit-prajurit Garuda. ”Your soldiers are amazing...salute!” demikian komentar yang disampaikan oleh salah seorang Perwira Belgia. ”Very energic, full of spirit!” tambah seorang perwira India.

Sesaat setelah tim Indobatt-1 dan tim Indobatt-2 masuk garis finish, banyak yang meramalkan Indonesia akan menjadi kandidat kuat pemenang turnamen. Dan ternyata, ramalan tersebut tidak jauh meleset. Pada saat pengumuman pemenang, Indonesia berhasil masuk 5 besar (the best five), di mana tim Indobatt-1 berhasil meraih gelar juara III setelah tim Kontingen Prancis (juara I) dan tim Kontingen India (juara II) sementara untuk tim Indobatt-2 berada di urutan ke-5. Disaksikan sejumlah pejabat militer dari India, Perancis dan Nepal serta para perwira dari negara peserta, Tropi diserahkan kepada Dansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos oleh Ketua Panitia, Mayor Biliet mewakili Komandan Bellubatt, Letkol Van der Donckt dan dilanjutkan dengan acara foto bersama.

Keberhasilan ini, menurut Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S. Sos merupakan hasil yang luar biasa mengingat persiapan untuk menghadapi turnamen dari segi waktu, sangatlah terbatas. Pemberitahuan pelaksanaan turnamen ini hanya 9 hari sebelum jadwal pertandingan. Dengan waktu tersebut pasukan Garuda melaksanakan latihan intensif di bawah pengawasan Kapten Inf Edi Widiyanto, Komandan Kompi Mekanis-A. ”Meskipun hasil yang diraih ialah juara III, namun prestasi ini telah mengharumkan nama Konga XXIII-B, TNI, bahkan Indonesia di mata dunia Internasional dan membuat nama Indonesia akan diperhitungkan oleh kontingen negara lain di setiap event turnamen yang diselenggarakan pada waktu mendatang”, tegas Dansatgas kepada prajurit Konga XXIII-B sesaat setelah acara penerimaan tropi pemenang.

Kondisi keamanan Lebanon Selatan, termasuk di sepanjang Blue Line (daerah/garis yang ditetapkan PBB untuk membatasi konflik antara Israel dan milisi Hizbullah Lebanon) yang saat ini relatif tenang, memberikan inspirasi bagi Batalyon Belgia yang akan mengakhiri tugasnya untuk menyelenggarakan event ini. Namun demikian, kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas setiap kontingen yang tergabung di UNIFIL, baik di Sektor Timur maupun Sektor Barat. Dapat dikatakan, kegiatan turnamen keterampilan militer ini merupakan tugas tambahan dan tidak sedikit pun mengurangi tugas pokok kontingen UNIFIL, termasuk Kontingen Garuda XXIII-B yaitu untuk memelihara perdamaian di Lebanon Selatan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 melalui pelaksanaan patroli, baik berjalan kaki maupun berkendaraan serta melakukan observasi secara terus menerus di Area Operasi yang telah ditetapkan.

USAI ANGKAT TRAKTOR DENGAN PANSER, KONGA XXIII-B TEMUKAN MORTIR


Kedekatan masyarakat Lebanon dengan personel Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B kembali terbukti. Kali ini giliran Samir Khawsan, 37 tahun, warga desa Ett-taibe yang meminta pertolongan pada prajurit Garuda karena traktor miliknya terperosok. Tidak tanggung-tanggung, menanggapi permintaan itu Kapten (Mar) Fredy Ardiansyah, Komandan Kompi Mekanis-C, langsung mengerahkan dua panser guna proses pengangkatan kendaraan naas tersebut.

Kejadian berawal saat Samir mengendarai traktor untuk menarik gerobag dengan muatan kayu dari desa Ett-Taibe menuju ke arah Der Siriane, Lebanon Selatan. Di tengah perjalanan, saat melewati medan tanjakan, gerobak oleng ke kanan. Dengan sekuat tenaga, Samir berusaha menyeimbangkan kendaraannya namun karena membawa muatan yang cukup berat dan tidak merata susunannya, akhirnya gerobag masuk ke bahu kanan jalan sampai kemudian benar-benar terperosok. Uniknya, sesaat setelah kejadian naas itu, Samir malah melapor ke Pos Konga XXIII-B. Padahal, Pos tentara Lebanon juga tidak terlalu jauh jaraknya, hanya terpaut kira-kira 300 meter dari Pos TNI. Apa alasannya? “Tentara Indobatt (Indonesia Battalon –red) lebih tulus bila membantu masyarakat Lebanon...sangat bersahabat”, demikian Samir menjawab dalam bahasa Inggris yang patah-patah.

Dalam waktu tidak lebih lama dari 20 menit setelah sampai di tempat kejadian, personel Konga XXIII-B berhasil mengangkat kendaraan yang terperosok kembali ke posisi normal di jalan utama. Menurut Lettu (Mar) Imam Supriyanto, Komandan Tim yang memimpin proses pengangkatan traktor itu, penggunaan panser jenis BTR ini berdasarkan petunjuk langsung dari Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos mengingat medan yang dihadapi cukup mendaki dan agak licin karena malam sebelumnya baru saja diguyur hujan. Sehingga bila menggunakan kendaraan biasa, dikhawatirkan justru akan membahayakan proses pengangkatan itu sendiri.

Selanjutnya sebagai bukti lain kedekatan masyarakat dengan Konga XXIII-B, pada esok harinya (26/12) ada lagi warga lain bernama Ali, 26 tahun, dari desa Nabatiye melapor ke pos yang sama, yaitu Pos Kompi Mekanis-C di UN Posn 9-2 Az-Ziqqiyah, Lebanon Selatan. Kali ini Ali melaporkan tentang penemuan benda yang dicurigai sebagai UXO (unexploded ordnance). Berdasarkan laporan Ali, Danki Mekanis-C segera mengorganisir 1 tim dibawah pimpinan Lettu (Mar) Tantahara untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Dipandu oleh Ali, yang sehari-harinya bekerja sebagai penggembala domba, akhirnya tim tiba di lokasi dan berhasil menemukan UXO dari jenis yang mematikan, yaitu 3 buah munisi Mortir Tipe MO-81 dan 1 buah Mortir Tipe MO-60 serta 1 buah tidak diketahui tipenya, namun diduga merupakan proyektil roket. Sesuai SOP yang berlaku, tim segera mendokumentasikan penemuan itu, memberi tanda “Danger Mines” dan melaporkan kepada Danki pada saat kembalinya. Berikutnya, secara hierarkis laporan penemuan itu akan diteruskan kepada Komando Pasukan yang lebih tinggi guna diambil langkah-langkah lebih lanjut.

Sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701, kontingen yang berada di bawah bendera UNIFIL (United Nations Interim Force in Libanon), termasuk Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B, selain bertugas pokok menjaga dan memelihara perdamaian secara permanen serta menekan terjadinya kembali konflik antara Israel dengan milisi Hizbullah, juga bertugas melindungi dan memberikan bantuan kemanusiaan (humanitarian assistance) kepada masyarakat Lebanon Selatan.

17 ROKET DAN MORTIR, PENEMUAN SPEKTAKULER KONGA XXIII-B


Spektakuler, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan penemuan sejumlah roket dan granat mortir oleh prajurit Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B. Hanya dalam kurun waktu 9 hari, prajurit Merah Putih ini berhasil menemukan 17 roket dan mortir berbagai kaliber sisa perang 34 hari antara milisi Hizbullah dengan tentara Israel dua tahun silam.

Fakta ini terungkap saat paparan Wadan Satgas Konga XXIII-B Letkol Mar Ipung Purwadi kepada rombongan Perwira Staf dari Spanyol yang akan merotasi jabatan di Sektor Timur UNIFIL yang dipimpin Letkol Macarro saat mengunjungi Markas Konga XXIII-B di Taalt Kasaaf, Lebanon Selatan pada Minggu (20/1).

Penemuan roket dan granat mortir ini sejak tanggal 3 Januari sd. 11 Januari 2008 seluruhnya merupakan hasil informasi masyarakat di wilayah operasi Kontingen Indonesia. Ini pun suatu prestasi tersendiri mengingat sifat tertutup masyarakat yang notabene mayoritas pendukung Hizbullah. Masyarakat secara sukarela mau berbagi informasi tentang berbagai hal kepada prajurit Konga XXIII-B, termasuk tentang adanya roket, munisi mortir, ranjau dan cluster bomb di wilayah mereka. Walaupun pada awalnya mereka mencurigai prajurit-prajurit Merah Putih, namun berkat pendekatan persuasif yang dilakukan secara intensif oleh seluruh prajurit, masyarakat Lebanon akhirnya percaya bahwa keberadaan Kontingen Indonesia adalah untuk membantu mereka mencapai kehidupan dan stabilitas perdamaian yang lebih baik.

Terkait jenis roket dan granat mortir yang ditemukan, Perwira Peralatan Satuan Tugas Konga XXIII-B Lettu Cpl Ramin menyatakan seluruhnya tergolong UXO (Unexploded Ordnance). Artinya, tegas Lettu Ramin, roket dan granat ini masih membahayakan jiwa manusia walaupun fuze (pemicu –red) yang ada dalam UXO ini tidak bekerja lagi namun bahan peledak di dalamnya masih aktif dan siap meledak kapan saja tergantung dari faktor eksternal yang menjadi pemicunya. Perubahan suhu yang ekstrem (panas yang tinggi) karena cuaca atau pembakaran/pemanasan, benturan bahkan sentuhan sekalipun dapat menyebabkan handak di dalam UXO ini meledak dalam sekejap mata.

Sedangkan mengenai kunjungan Letkol Macarro dan rombongannya, selain meninjau Markas Konga XXIII-B UN Posn 7-1, mereka juga meninjau Base Camp Kompi A di El Aadeisse UN Posn 9-63, Kompi B di Markabe UN Posn 8-33 dan Kompi C di Az Ziqqiyah UN Posn 9-2. Kunjungan ini sendiri bertujuan untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang situasi dan kondisi terkini wilayah misi Perdamaian PBB di Lebanon Selatan, khususnya di Area Operasi Indobatt (Indonesian Battalion). Hasil kunjungan ini selanjutnya sebagai bahan masukan untuk mempersiapkan pasukan pengganti Kontingen Spanyol dan Staf di jajaran Sektor Timur , terutama dari segi personel, materiil dan latihan pratugasnya.

Di akhir kunjungannya di Kompi Mekanis B, Letkol Macarro menyampaikan salut dan kekagumannya terhadap profesionalisme prajurit Kontingen Indonesia dan memuji sikap santun dan bersahabat yang ditunjukkan prajurit TNI selama kunjungannya tersebut. Ia dan rombongan melihat sendiri saat konvoy/iringan kendaraannya dari satu base camp ke base camp lainnya berpapasan dengan masyarakat, selalu saja ada warga yang melambaikan tangan kepada Kontingen Indonesia di sepanjang perjalanan itu. Ini suatu bukti nyata bagi para Perwira Spanyol bahwa prajurit Indobatt memang dikenal akrab dan bersahabat dengan masyarakat Lebanon dan tentara LAF (Lebanon Armed Forces).

Menutup kunjungannya, Letkol Macarro berharap agar kerjasama yang baik yang terjalin selama ini dengan Komando Sektor Timur UNIFIL maupun dengan Kontingen Spanyol tetap dipertahankan terutama pada saat Ia dan pasukan pengganti mulai bertugas pada bulan Maret mendatang.

BUNKER MISTERIUS, PERSIAPAN HIZBULLAH HADAPI SERANGAN ISRAEL


Hizbullah siap berperang kembali. Mungkin itu makna yang tersirat dari penampakkan Hassan Nasrallah untuk pertama kalinya di depan publik pada perayaan hari As Syura di Beirut (19/1). Dan ini bukan gertak sambal semata sebab fakta yang ditemukan di lapangan menunjukkan kecenderungan tersebut. Salah satu bukti kuat ialah ditemukannya beberapa bunker misterius dan lubang persembunyian oleh Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B yang ditengarai pernah dan akan digunakan lagi oleh milisi Hizbullah sebagai basis pertahanan maupun penyerangan terhadap Israel apabila perang pecah kembali.

Keberhasilan penemuan bunker ini mencuat saat Komandan Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos menyampaikan paparannya kepada Brigjen Sanjuan Martinez Komandan Sektor Timur UNIFIL dan calon penggantinya, Brigjen Garcia Sanchez dari Spanyol saat mengunjungi Markas Konga XXIII-B di Taalt Kasaaf, Lebanon Selatan pada Senin (21/1).

Dikatakan berhasil karena penemuan kali ini murni merupakan buah kejelian Tim Recce (Pengintaian–red) Konga XXIII-B saat melakukan patroli di daerah Az Ziqqiyah yang letaknya berdekatan dengan Sungai Litani, sungai yang membelah antara Lebanon Utara dan Selatan. Tidak main-main, tim yang dipimpin langsung oleh Kepala Seksi Intelijen ini berhasil menemukan dua bunker dan beberapa lubang persembunyian sekaligus. Setelah melakukan observasi ke sekitar lokasi penemuan dan diyakini aman, tim memutuskan untuk masuk ke dalam bunker. Tak dinyana, bunker yang kelihatannya kecil di bagian luar ternyata berbeda saat berada di dalamnya, sungguh lega dan luas, cukup untuk dimasuki sekitar 20 orang. Bahkan ditemukan beberapa bekas bungkus penutup roket, kabel listrik untuk generator, jaring samaran tempat dan beberapa kasur. Ini menguatkan dugaan bunker ini pernah dan kemungkinan akan digunakan lagi oleh milisi Hizbullah apabila Israel melakukan penyerangan lagi.

Berdasarkan data yang didapat dari Perang 34 hari antara Hizbullah dengan Israel, diketahui bahwa daerah perbukitan dan pegunungan yang tersebar di wilayah selatan Lebanon merupakan basis pertahanan dan penyerangan milisi Hizbullah terhadap pasukan Israel dan wilayahnya. Begitu banyaknya serangan yang dilancarkan Hizbullah saat itu dari tempat-tempat yang tersembunyi, khususnya serangan roket ternyata mampu membuat pihak Israel kewalahan. Belajar dari pengalaman keberhasilan tersebut, dewasa ini ditengarai milisi Hizbullah sedang melakukan konsolidasi kekuatan di wilayah utara Sungai Litani termasuk diantaranya dengan membangun bunker-bunker dan lubang persembunyian. Menurut informasi yang berkembang di kalangan UNIFIL, hal ini dilakukan Hizbullah guna mengantisipasi kemungkinan serangan Israel yang dapat terjadi kapan saja sebagai wujud aksi pembalasan terhadap kerugian yang diderita Israel selama perang tersebut.

Terkait kunjungan kedua jenderal Spanyol ini ke Markas Konga XXIII-B UN Posn 7-1, terutama bertujuan untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang situasi dan kondisi terkini wilayah misi Perdamaian PBB di Lebanon Selatan, khususnya di Area Operasi Indobatt (Indonesian Battalion). Hasil kunjungan ini selanjutnya sebagai bahan masukan, khususnya bagi Brigjen Garcia Sanchez yang akan menjadi Komandan Sektor Timur yang baru menggantikan Brigjen Sanjuan Martinez pada bulan Maret mendatang.

Menanggapi hasil-hasil yang dipaparkan Dansatgas, kedua jenderal ini merasa puas dan mengakui profesionalisme prajurit Konga XXIII-B. Bahkan pada kesempatan itu, Brigjen Sanjuan Martinez berkenan mengapresiasikan kesannya tersebut dalam bentuk tulisan kepada Kontingen Indonesia sebagai berikut :

“As Commander of Sector East, I am very proud to command a Battalion from the important country. They are the brave warriors of one of the largest country in the world”.

Sebagai informasi tambahan, Brigjen Garcia Sanchez sebelumnya pernah bertugas pula sebagai Komandan Sektor Timur UNIFIL yang pertama. Beliau sangat terkesan dengan penampilan Kontingen Indonesia terdahulu dan Ia yakin Kontingen Indonesia saat ini dapat berprestasi melebihi pendahulunya.

SALJU PERTAMA INDOBATT


Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Setelah hampir 3 bulan berada di Libanon Selatan, prajurit Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B akhirnya dapat melihat dan merasakan sendiri turunnya salju, peristiwa alam yang mungkin hampir mustahil ditemukan di Indonesia.

Tanda-tanda turunnya salju sebenarnya sudah terbaca sehari sebelumnya. Hujan yang lebat disertai angin yang kencang dalam suhu sekitar 10C pada hari Selasa (29/1) sampai dengan Rabu pagi (30/1) menyebabkan terjadinya hujan kerikil es di beberapa wilayah Lebanon Selatan. Pada awalnya, prajurit Garuda menganggap fenomena tersebut sebagai salju. Ternyata bagi masyarakat Lebanon, itu bukanlah salju. Namun, prajurit Garuda tidak perlu berlama-lama menanti sebab tepat pukul 10.00 waktu setempat, butiran-butiran salju mulai berjatuhan bagaikan serat-serat kapas tertiup angin. Kontan peristiwa disambut suka cita oleh seluruh Prajurit Kontingen Indonesia. Mereka mengekspresikan kegembiraan dengan berbagai cara misalnya dengan membuat bola salju, mengukir boneka “The Snowman”, menari-nari dan lain sebagainya. Tidak lupa mereka juga mengabadikannya melalui kamera maupun handy cam masing-masing.

Guna mendapatkan gambaran dan memonitor situasi terkini akibat perubahan cuaca ini, Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf AM Putranto, S.Sos terjun langsung ke lapangan melakukan patroli keliling ke seluruh wilayah area operasi Indobatt termasuk mengunjungi Base Camp kompi-kompi. Di sepanjang perjalanan salju telah menutupi jalan-jalan, mobil-mobil yang diparkir, rumah dan bangunan lainnya dengan ketebalan rata-rata 20 cm. Kondisi yang sama ditemui Dansatgas di Base Camp Kompi Mekanis-B. Kendaraan tempur panser VAB dan Panhard diselimuti salju yang cukup tebal, termasuk atap kantor dan barak-barak anggota.

Walaupun salju telah turun dan suhu menunjukkan minus tujuh derajat, prajurit Garuda tetap menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dimana Patroli dan Jaga Pos tetap dilakukan. Menggunakan pakaian dan kaos kaki yang berlapis-lapis adalah salah satu cara untuk melawan hawa beku saat melaksanakan tugas-tugas tersebut. Mencermati dan mempertimbangkan kondisi cuaca yang tidak kondusif ini, Dansatgas Konga XXIII-B atas petunjuk Komando Sektor Timur memutuskan agar patroli atau pergerakan yang menggunakan kendaraan untuk sementara waktu dihentikan. Kegiatan difokuskan hanya pada penjagaan dan pengamatan di Pos Statik saja. Patroli berjalan kaki masih diijinkan sekitar Base Camp Kompi, namun apabila cuaca semakin memburuk dimana jarak pandang sama sekali terhalang oleh salju maka patroli ini pun akan dihentikan. Hal ini dilakukan semata-mata demi alasan faktor keamanan dan keselamatan personel dan materiil (kendaraan) karena dipandang amat beresiko tinggi dan membahayakan.

TEDDY, IDOLA YANG DIPEREBUTKAN ANAK-ANAK LEBANON

Mulai hari ini, Teddy Indobatt mungkin akan menjadi idola bagi sebagian besar anak-anak Lebanon Selatan, khususnya di El Aadeisse. Bayangkan saja, kehadirannya bahkan sampai dikerumuni dan diperebutkan oleh 200-an anak dan remaja. Suatu hal yang menurut Mayor Osama Ramal (setingkat kepala desa) jarang atau bahkan tidak pernah terjadi sebelumnya di daerah ini.

Peristiwa heboh ini terjadi sesaat setelah acara penyerahan bantuan generator listrik (genset) dan pembukaan Klub Bermain Anak dan oleh Dansatgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B Letkol Inf AM Putranto, S.Sos kepada masyarakat setempat secara formal berakhir. Anak-anak dan remaja Lebanon yang hadir pada acara itu langsung “menyerbu” para prajurit Konga XXIII-B yang sedang memegang Teddy. Kontan saja para prajurit Garuda kewalahan menghadapi “serbuan” yang tidak terduga ini. Apalagi Teddy, mungkin ia akan bereaksi lebih dari itu. Namun sayangnya Teddy tidak bisa berbuat apa-apa karena ia hanyalah sebuah boneka beruang yang mungil dan lucu. Boneka yang sedang memeluk bantal berbentuk hati warna merah bertuliskan “Indobatt” memang merupakan souvenir khas Satgas Konga XXIII-B untuk anak-anak di Lebanon Selatan.

Teddy Indobatt, begitu panggilan populernya, merupakan salah satu upaya pendekatan prajurit Garuda kepada masyarakat Lebanon Selatan. Upaya lainnya yaitu Smart Car (Mobil Pintar) yang merupakan sumbangan Ibu Negara Ny. Ani Yudhoyono, juga menjadi program CIMIC (Civil Military Cooperation) yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak dan remaja di Lebanon Selatan, khususnya di wilayah 13 desa yang menjadi tanggung jawab Satgas Konga XXIII-B.

Yang patut dibanggakan, dari seluruh kontingen yang bertugas dalam misi PBB di Lebanon hanya Kontingen Indonesia negara satu-satunya yang memiliki program seperti ini. Selain itu, kunjungan silaturahmi secara berkala kepada tokoh masyarakat juga efektif dalam mendekatkan diri kepada masyarakat setempat. Pemberian genset ini misalnya, merupakan respon dari hasil pertemuan dengan masyarakat El Aadaisse dengan Dansatgas beberapa waktu yang lalu dimana saat itu masyarakat mengeluh akan keterbatasan listrik yang digunakan untuk terapi dan perawatan kaum jompo mengingat kondisi listrik di Lebanon Selatan sering mengalami gangguan. Apalagi ditambah dengan kondisi cuaca yang saat ini masih cukup dingin berkisar 8oC hingga 6oC menuntut penggunaan heater (pemanas ruangan) yang cukup besar.

Terkait acara yang digelar di samping gedung El Aadaisse Development Service Center pada hari Sabtu (9/2), Dansatgas dalam sambutannya berharap agar pemberian bantuan generator listrik dari Kontingen Indonesia kepada masyarakat El Aadisse dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, khususnya bagi warga masyarakat jompo yang menjadi sasaran pemberian genset tersebut. Di samping itu, Dansatgas mengatakan dengan dibukanya Klub Bermain Anak ini dimana kehadiran Smart Car merupakan program CIMIC yang pertama kalinya digelar Kontingen Indonesia di wilayah tersebut diharapkan dapat meningkatkan hubungan baik dan kebersamaan yang telah terjalin selama ini.

Selain pemberian souvenir boneka, pada acara tersebut ditampilkan juga keterampilan prajurit Garuda berupa atraksi sulap dan olah tenaga dalam yang mendapatkan sambutan meriah dan antusias dari ratusan warga Lebanon Selatan yang menyaksikan acara tersebut. Ewa Turyk, Staf Civil Affair Seceast (Sektor Timur) UNIFIL yang hadir pada acara tersebut bahkan mengatakan tidak pernah melihat ada kontingen negara lain yang mampu mendatangkan warga masyarakat Lebanon, terutama anak-anak dan remaja sebanyak jumlah yang hadir dalam program CIMIC Kontingen Indonesia pada siang hari itu.

ATRAKSI DEBUS PRAJURIT GARUDA MEMUKAU TENTARA PBB DI LEBANON


Bagi sebagian besar warga Indonesia, atraksi Debus bukanlah sesuatu yang aneh. Tapi apa jadinya bila atraksi tersebut dimainkan di Lebanon dan disaksikan pula oleh tentara PBB dari berbagai negara? Tentu saja ceritanya akan sangat berbeda.

Penampilan perdana atraksi tradisional Banten di wilayah misi PBB Lebanon Selatan (UNIFIL) ini merupakan salah satu dari beberapa atraksi dalam demo keterampilan yang ditampilkan oleh para prajurit Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B dalam rangka Konferensi bulanan Bintara Kontingen (Regimental Sergeant Major Conference) yang kali ini berlokasi di Markas Indobatt UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr. Atraksi lainya ialah Kata Karate “Emphie” Beregu, Kata Karate “Teki Shodan” dengan variasi permainan Double sticks, sulap dan Olah tenaga dalam dari aliran Silat “Kera Sakti”.

Applaus meriah selalu mewarnai setiap usainya suatu atraksi oleh prajurit-prajurit Garuda. Namun suasana mencekam sempat tercipta terutama pada saat Pratu Marsudi memainkan atraksi debusnya. Beberapa prajurit Belgia sempat bergidik dan bahkan memejamkan mata sewaktu menyaksikan atraksi tersebut. “It’s very scary!” sungguh mengerikan, demikian komentar 1st Warrant Officer (Pembantu Letnan Satu) Van Lishout dari Belgia. Tetapi tidak sedikit pula tentara PBB dari negara lain yang salut dan terheran-heran dengan “kesaktian” prajurit-prajurit Merah Putih ini. “Amazing!”, itulah pujian yang meluncur dari sebagian besar peserta konferensi yang hadir, yaitu dari kontingen Ghana, Italia, Prancis, Korea, Spanyol, Polandia, Belgia, Turki dan India. 1st Sergeant (Sersan Satu) Grassano dari Italia sampai berulang kali mengucapkan “It’s magic, I have never seen like this before!”. Lalu sebagai atraksi penutup, Force Sergeant Major (FSM) UNIFIL Master Warrant Officer (MWO) Daniel Abu Yaw dari Ghana diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam olah tenaga dalam silat “Kera Sakti”. Abu Yaw dipersilahkan memecahkan biji kemiri hanya dengan segulung koran. Walau sudah sekuat tenaga ia berusaha menghantam kemiri tersebut, tetap saja masih utuh. Namun apa yang terjadi saat Sertu Eko Priyono anggota XXIII-B yang melakukannya? Kemiri itu langsung hancur berkeping-keping! Sontak Abu Yaw dan para hadirin bertepuk tangan sambil menggeleng-gelengkan kepala tanda takjub.

Acara kemudian dilanjutkan dengan rapat dan diskusi yang dipimpin langsung oleh MWO Abu Yaw. Masalah yang mengemuka terutama terkait isu HIV/AIDS dan sexual abuse (kekerasan/kejahatan seksual). Abu Yaw menekankan agar setiap Bintara Kontingen bertanggung jawab terhadap sosialisasinya sehingga tidak ada satu pun anggota kontingen yang terkena masalah ini karena Markas PBB di New York telah menetapkan kebijakan “zero tolerance” dimana bagi prajurit yang bersangkutan akan langsung dipulangkan ke negaranya dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Dansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos dalam amanatnya pada saat pembukaan konferensi berharap agar para Bintara Kontingen yang hadir dapat bahu membahu bekerja sama dalam menciptakan perdamaian di wilayah Lebanon Selatan sesuai mandat resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701. Konferensi ditutup dengan doa bersama oleh Komandan Seksi Markas Batalyon (Dansima) Konga XXIII-B Serka Andi Syarifudin dilanjutkan dengan acara makan siang bersama dengan hidangan khas Indonesia yang lagi-lagi mengundang pujian dari peserta konferensi karena dirasa sungguh nikmat dan lezat.

PASUKAN GARUDA XXIII-B, BUNGA MUSIM SEMI DI LEBANON SELATAN


“Musim semi di Lebanon Selatan pada tahun ini rupanya datang lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Ini terjadi karena Prajurit-Prajurit Indobatt (Indonesia Battalion) datang ke daerah kita bagaikan bunga-bunga yang berkembang di musim semi.” Demikian kalimat yang diterjemahkan dari ucapan Hajjehh (hajjah) Nabiha Barakat pimpinan lembaga wanita wilayah Rabbat Talame yang didampingi Ali El Rahi pimpinan lembaga pendidikan 13 daerah yang masuk dalam area operasi Indobatt saat memberikan rangkaian bunga kepada Mayor Inf A. Fauzi Kasi Cimic (Civil Military Cooperation) Kontingen Garuda XXIII B.

Pemberian rangkaian bunga dalam tradisi masyarakat Lebanon merupakan suatu tanda penghargaan yang amat tinggi nilainya dan ungkapan rasa persaudaraan yang erat serta menyiratkan bahwa prajurit Garuda XXIII B telah diterima secara penuh oleh masyarakat di wilayah Lebanon Selatan.

Moment langka ini terekam sewaktu kedua tokoh masyarakat tersebut melihat pelaksanaan Medical Assistance dan kursus P3K oleh prajurit-prajurit Kontingen Garuda XXIII B untuk masyarakat setempat di wilayah Deir Siriane pada hari Senin (31/3) yang lalu di Social Activity Center yang dibangun secara swadaya juga oleh Prajurit-Prajurit Garuda. Di tengah-tengah aktivitas tersebut, mereka berdua menyampaikan harapan yang sangat besar agar Kontingen Indonesia dapat mengembangkan kegiatan yang serupa di desa-desa lainnya.

Suatu kenyataan yang sulit dipungkiri bahwa hasil renovasi dan kegiatan kemanusiaan yang dilaksanakan Kontingen Indonesia telah menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat Lebanon Selatan. Awalnya, bangunan Social Center Activity hanyalah sebuah rumah yang hampir roboh dan tidak terpakai. Di sisi lain, kegiatan Medical Assistance oleh prajurit Garuda XXIII B sebelumnya dilaksanakan secara “door to door” karena tidak adanya tempat yang memadai untuk kegiatan kemanusiaan tersebut. Mempertimbangkan kedua hal ini dan didasari oleh keterbatasan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Deir Siriane, pada awal bulan Januari 2008 para pejabat dan tokoh masyarakat Deir Siriane mengajukan permohonan kepada Dansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos agar dapat memperbaiki rumah tersebut untuk digunakan sebagai tempat pusat pelayanan kesehatan masyarakat.

Permintaan ini langsung ditanggapi positif oleh Dansatgas karena ini membuktikan kehadiran pasukan Garuda di wilayah itu telah diakui keberadaannya. Di antara 13 daerah yang menjadi tanggung jawab pengawasan Kontingen Indonesia, Deir Sirriane merupakan wilayah dengan penduduk yang berkarakter “paling keras” dan militan. Pada perang 34 hari di tahun 2006, banyak warganya yang menjadi pejuang Hizbullah. Otomatis, tidak mudah menembus wilayah ini karena faktor kewaspadaan dan resistensi yang tinggi terhadap orang-orang yang masuk atau melintasi wilayah mereka.

Tidak memakan waktu terlalu lama, rumah itu selesai direnovasi oleh prajurit-prajurit yang dikerjakan bersama-sama dengan masyarakat setempat. Suatu hal yang menurut masyarakat di sana tidak pernah terjadi sebelumnya. Bahkan melihat sikap antusias yang tinggi dari masyarakat, Dansatgas memutuskan untuk meningkatkan pembangunan dan renovasi rumah tersebut. Dari semula hanya sekedar tempat pelayanan kesehatan namun ditingkatkan menjadi pusat kegiatan sosial (Social Activity Center) dimana selain layanan kesehatan juga dijadikan tempat kegiatan kepemudaan dan tempat pertemuan masyarakat serta kegiatan kemanusiaan lainnya.

Sejak rampungnya bangunan tersebut pada 14 Februari lalu, manfaat yang besar amat terasa oleh masyarakat. Setiap hari Kamis, sekitar 30 s.d 40 pasien datang untuk berobat. Di waktu yang sama para pemuda datang untuk mengikuti kursus komputer, Bahasa Inggris dan pelatihan P3K. Tidak lupa program Smart Car (Mobil Pintar) yang merupakan bantuan Ibu Negara dilaksanakan juga oleh Prajurit-Prajurit Kontingen Indonesia. Para orang tua di Deir Sirriane, amat bersuka cita menyambut aktivitas di tempat ini karena putra-putri mereka telah mempunyai tempat untuk berkumpul untuk melaksanakan kegiatan yang positif. Saat ini Satgas secara swadaya berupaya untuk menambah jenis dan jumlah mainan dengan membelinya di Tanah Air. Hal ini karena kondisi mainan yang ada dalam Smart Car sebagian besar kondisinya kurang layak dan juga sebagai persiapan menghadapi liburan anak-anak dan remaja Lebanon Selatan pada musim panas.

Hasil renovasi dan penggunaan Social Activity Center ini telah dilaporkan ke Komando Sektor Timur UNIFIL, khususnya ke SECEAST G-9 yaitu staf yang membidangi masalah interaksi dan kerjasama antara Pasukan yang ada di Sektor Timur dengan masyarakat Lebanon. Tak dinyana, Komandan Sektor Timur atas nama Force Commander UNIFIL menyatakan penghargaan secara tertulis kepada prajurit Indobatt atas kreativitas yang telah dilaksanakan pada gedung tersebut. Rupanya, Komandan Sektor Timur telah menerima laporan yang sama tentang hal ini namun bukan dari staf-nya melainkan dari suatu LSM di Lebanon Selatan yang salut atas kinerja dan ketulusan Prajurit-Prajurit Kontingen Garuda XXIII B.

KONTINGEN GARUDA XXIII B REBUT JUARA PERTAMA TURNAMEN BOLA VOLLEY UNIFIL

Setelah seminggu lebih turnamen UNIFIL Intercontingent Volley Ball Championship digelar di Markas Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII B/UNIFIL, tibalah hari yang mendebarkan sebagai partai final untuk memperebutkan trophy juara I, II, dan III sekaligus medali emas, perak dan perunggu.

Masuk dalam babak ini yaitu Tim Indonesia (Konga XXIII B/ Indobatt) berhadapan dengan Tim Ghana (Ghanbatt) memperebutkan juara I dan II. Sementara Tim Nepal (Nepbatt) berhadapan dengan Tim Belgia (Belubatt) untuk meraih juara III. Pada pertandingan pertama, Tim Nepbatt berhasil mengalahkan Tim Bellubat dengan skor 3-0. Dengan hasil ini, Tim Nepal berhak atas medali perunggu dan menggondol trophy juara III.

Pada pertandingan kedua, kehandalan Tim Volley Indonesia selama ini dibuktikan dengan meraih gelar juara I sekaligus menyabet medali emas di partai final tersebut. Suatu keberhasilan yang tidak mudah karena pertandingan berlangsung cukup alot bahkan Tim Indonesia sebenarnya sudah berada di “ujung tanduk” karena pada set pertama dan kedua mengalami kekalahan. Rupanya “Dewi Fortuna” kali ini berpihak kepada prajurit Garuda XXIII B. Pada 2 set berikutnya, Tim Indonesia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Hasil seri ini kontan membuat para supporter, khususnya para prajurit Indonesia yang awalnya merasa was-was menjadi bersemangat dan bangkit kembali. Mereka meneriakkan berbagai macam yel-yel guna mendukung dan memotivasi para pemain volley Indonesia. Bahkan pada set terakhir, para supporter tak henti-hentinya menyanyikan lagu “Gebyar-gebyar”-nya penyanyi Gombloh (alm). Upaya ini tidak sia-sia, karena ternyata mampu memicu para pemain Indonesia untuk menampilkan permainan terbaiknya. Tiada ampun, pada set ini Tim Indonesia mencetak poin demi poin jauh meninggalkan lawannya dan akhirnya berhasil mengalahkan Tim Ghana. Dengan demikian, Kontingen Indonesia berhasil memenangkan pertandingan ini dengan skor 3-2.

Sorak sorai gembira prajurit Indonesia membahana di seluruh penjuru lapangan menyambut kemenangan ini, termasuk Wadan Sektor Timur UNIFIL Kolonel Inf Haryoko dan Wadansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII B Letkol Marinir Ipung Purwadi yang juga menyaksikan jalannya pertandingan dari awal. Kemenangan ini merupakan event bersejarah karena berhasil mengukir prestasi lebih baik dari tahun sebelumnya dimana Kontingen terdahulu mendapatkan juara II setelah dikalahkan oleh Kontingen India .

Pertandingan hari terakhir ini disaksikan lebih dari 300 prajurit dari negara peserta turnamen yaitu Tanzania, Nepal, India, Belgia dan Ghana serta beberapa kontingen negara lain seperti Malaysia dan Spanyol yang turut menyemarakkan pertandingan sebagai undangan. Dalam kesempatan ini Wadan Sektor Timur Kolonel Inf Haryoko didampingi oleh UNIFIL Welfare Officer Major Narrayan Thapa menyerahkan trophy, medali dan sertifikat penghargaan kepada para pemenang. Sebuah Trophy khusus diberikan kepada Mayor Inf Basuki Darmawan dari Kontingen Indonesia sebagai The Best Coach. Selain itu diberikan pula sertifikat penghargaan kepada Kapten Chb Putut Samiaji sebagai Indobatt Official Team dan kepada Lance Corporal (LC) Adiyo dari Ghana sebagai The Best Player.

DUA JENDERAL UNIFIL KUNJUNGI KONTINGEN GARUDA XXIII B DI LEBANON SELATAN

Untuk pertama kalinya sejak bertugas di Lebanon Selatan 6 bulan silam, Satgas Yon Mekanis Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B mendapatkan kunjungan dua Jenderal UNIFIL sekaligus dalam satu hari. Tidak kepalang tanggung, kali ini Sang Jenderal tertinggi alias Force Commander (FC/ Panglima) UNIFIL Mayjen Claudio Graziano dari Italia dan Deputy Force Commander Brigjen A.K. Bardalai dari India menginjakkan kaki di Markas Konga XXIII B UN Posn 7-1, Adshit Al Qusayr. Kedatangan mereka tidak bersamaan melainkan berselang waktu hanya beberapa menit saja.

Yang pertama kali datang, Mayjen Claudio Graziano dengan menggunakan Helikopter PBB jenis Bell 412. Tepat pukul 10.20 waktu setempat, Jenderal Italia ini menapakkan kakinya di Helipad Markas pasukan Kontingen Garuda XXIII B. Beliau didampingi oleh 2 orang ADC-nya yaitu Kapten Paolo Sandri dan Kapten Nikhil Sharma. Kedatangan Beliau disambut langsung oleh Dansatgas Kontingen Garuda XXIII B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos beserta Wadansatgas Letkol Mar Ipung Purwadi dan para perwira staf lainnya. Selanjutnya, Jenderal Graziano menuju ruang rapat untuk menerima paparan singkat tentang situasi dan kondisi Kontingen Indonesia. Beliau nampak antusias mengikuti paparan bahkan beberapa kali memberikan respon positif berupa pertanyaan dan tanggapan, baik kepada Dansatgas maupun kepada Perwira Staf lainnya. Selesai acara paparan, Beliau sempat berbincang-bincang sesaat dengan Dansatgas di depan Kolam Ikan dan Dinding Curahan Air. Graziano memuji ke-2 karya kreatif prajurit-prajurit Garuda tersebut, yang disebutnya merupakan karya seni yang indah. Pada kesempatan itu, Dansatgas memberikan souvenir berupa Plakat dan Miniatur Kapal Phinisi khas Indonesia. Tak dinyana, Graziano juga memberikan souvenir dengan tema yang sama yaitu miniatur kapal. Bedanya, miniatur yang diberikan oleh Beliau berada dalam sebuah botol berlogo PBB. Sesudah acara tukar menukar cindera mata, Jenderal yang pernah menjadi Atase Pertahanan di Amerika Serikat itu didaulat untuk menuliskan kesan dan pesannya terhadap prajurit Indonesia serta foto bersama dengan Dansatgas serta para Perwira Staf Konga XXIII-B. Selanjutnya, Beliau beserta Dansatgas berangkat menuju ke Base Camp Kompi “A” UN Posn 9-63 di El Aaddaise dalam rangka peninjauan ke lapangan dengan menggunakan jalan darat.

Sepanjang perjalanan menuju Base Camp Kompi “A”, Panglima UNIFIL melihat secara langsung bagaimana sikap masyarakat Lebanon yang selalu melambaikan tangan dan bertegur sapa saat dilewati oleh konvoi rombongan ini. Fakta ini sungguh menggembirakan Beliau sehingga pada akhirnya beliau berkesimpulan bahwa kehadiran pasukan UNIFIL, khususnya pasukan Indobatt ternyata betul-betul diterima oleh masyarakat Lebanon.

Setibanya di tempat tujuan, Beliau diterima langsung oleh Komandan Kompi (Danki) Mekanis A Kapten Inf Edy Widiyanto yang menjelaskan tentang disposisi dan komposisi pasukannya. Dalam kesempatan ini, Mayjen Graziano selaku Force Commander UNIFIL menyempatkan diri untuk melihat dan menunjukkan langsung tapal batas negara Lebanon dan Israel yang merupakan Blue Line sekaligus Hot Spot bagi pasukan PBB yang bertugas di Lebanon Selatan di mana saat ini dijaga oleh pasukan dari Konga XXIII B, khususnya anggota Kompi “A”.

Mengakhiri kunjungannya, Graziano menyatakan kekaguman sekaligus kepuasannya terhadap pelaksanaan tugas prajurit-prajurit Garuda XXIII B selama ini. Tepat pukul 12.00, rombongan meninggalkan area operasi Kontingen Indonesia dengan menggunakan Helikopter yang sama dari Helipad PB Mar.

Berselang 30 menit dari kepergian Mayjen Graziano, Deputy Force Commander (DFC) Brigjen A K Bardalai dari India tiba di Markas Indobatt melalui jalan darat dengan didampingi oleh Kolonel J Menon (Deputy Chief Of Staff UNIFIL), Letkol Sanoeep Puri (Military Advisor to DFC) dan Kapten Manvendra Singh. Seperti halnya penyambutan terhadap FC, Dansatgas dan Wadansatgas beserta seluruh Perwira Staf Konga XXIII B juga menerima langsung kedatangan rombongan di depan Markas “Soekarno Base”. Selanjutnya langsung menuju ruang rapat dalam rangka paparan Dansatgas.

Saat acara paparan ini, Brigjen Bardalai terlihat amat tertarik bahkan meminta penjelasan lebih mendetail dari Perwira Staf Operasi Kapten Mar Burhanuddin tentang operasional taktis pasukan Indobatt (Indonesian Battalion). Sekitar 50 menit berada di Markas Indobatt UN Posn 7-1, rombongan melanjutkan perjalanan ke Base Camp Kompi Mekanis “C” di Az Ziqqiyah dalam rangka peninjauan keliling didampingi oleh Dansatgas. Namun sebelumnya, rombongan berkunjung terlebih dahulu ke Mayor (setingkat Kepala Desa) Adshit Al Qusayr yang bernama Ahmad Suwaydan di kantornya karena di wilayah inilah pasukan Kontingen Indonesia berdomisili. Tidak diketahui dengan pasti maksud kunjungan Jenderal India ini. Hanya saja dalam pertemuan dengan Suwaydan, Brigjen A.K. Bardalai menanyakan apakah selama ini pernah mengalami masalah dengan prajurit-prajurit UNIFIL. Dengan tegas Mayor itu menjawab tidak pernah ada masalah dengan UNIFIL, apalagi dengan Kontingen Indonesia yang sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga di wilayahnya. Mendengar jawaban itu, Jenderal India itu tersenyum sambil mengangguk-angguk.

Masih penasaran dengan jawaban dari Mayor wilayah Adshit Al Qusayr, Brigjen Bardalai selanjutnya melakukan kunjungan mendadak ke wilayah Deir Sirriane dimana saat itu kebetulan sedang berlangsung kegiatan Cimic (Civil Military Cooperation) yaitu Medical Assistance dan First Aid Training oleh prajurit Indobatt. Di tempat tersebut, rombongan menyempatkan diri bertemu dengan tokoh masyarakat setempat yaitu Abu Musa dan Hajj Roshyid. Dalam kesempatan ini juga menanyakan beberapa pertanyaan yang mirip dengan pertanyaan yang diajukan kepada Suwaydan. Ke-2 tokoh ini pun secara spontanitas mengemukakan jawaban yang sama bahwa prajurit Indonesia selalu diterima dengan baik oleh segenap warga Deir Sirriane karena sudah dianggap seperti saudara sendiri.

Puas mendengar jawaban yang dikemukakan oleh para tokoh masyarakat di wilayah Lebanon Selatan, termasuk menyaksikan sendiri bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh prajurit Garuda XXIII B, barulah Brigjen Bardalai melanjutkan perjalanan ke Base Camp Kompi “C” UN Posn 9-2 di Az Ziqqiyah. Di tempat ini, rombongan menerima penjelasan singkat oleh Danki “C” Kapten Mar Fredy Ardiansyah tentang situasi dan kondisi di wilayahnya. Selanjutnya, Brigjen Bardalai melakukan pengamatan langsung menggunakan teropong ke arah Sungai Litani yang merupakan batas wilayah operasi UNIFIL di sebelah Utara dimana ditengarai sering terlihat aktivitas Armed Element di tempat tersebut.

Di akhir kunjungannya sebelum kembali ke Markas Besar UNIFIL di Naqoura, Brigjen Bardalai menuliskan pesan dan kesannya terhadap prajurit Kontingen Indonesia, ”It’s my honor to be with the gallant soldiers of Indobatt. You are doing on excellent job. Please keep it of”.

BANTUAN MESIN FOTOKOPI DARI KONGA XXIII B UNTUK MASYARAKAT LEBANON

Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Itulah peribahasa yang dapat menggambarkan kedekatan masyarakat Lebanon Selatan dengan prajurit-prajurit Kontingen Garuda (Konga) XXIII B selama ini, termasuk saat Mokhtar (semacam Tokoh Agama) daerah Bani Hayyan mengemukakan perlunya mesin fotokopi bagi kelancaran kegiatan sosial kemasyarakatan di wilayah tersebut. Gayung pun bersambut karena Dansatgas Konga XXIII B Letkol Inf A M Putranto, S. Sos menyanggupi kebutuhan mesin fotokopi itu dengan pengadaan secara swadaya.

Akhirnya dengan mengambil tempat di sebuah gedung fasilitas sosial di daerah Bani Hayyan, Dansatgas didampingi oleh Kasi CIMIC (Civil Military Cooperation) Mayor Inf A. Fauzi, Wadanki “B” Kapten Kav Mujahidin dan Perwira Interpreter Kapten Tit R.A. Arief, SE, MSi serta Interpreter Lokal Mohammad Farhad menyerahkan seperangkat mesin fotokopi portable multi fungsi kepada masyarakat desa Bani Hayyan yang diterima langsung oleh Sallah Jabar selaku Mokhtar di wilayah tersebut disaksikan oleh beberapa tokoh masyarakat yang lain. Dalam kesempatan ini, Dansatgas menyampaikan harapannya kepada Sallah Jabbar agar hendaknya tidak melihat wujud serta nilai barang yang diberikan namun supaya dilihat dari segi manfaat atau kegunaannya untuk mendukung kegiatan masyarakat setempat.

Pelaksanaan penyerahan bantuan tersebut berlangsung cukup sederhana dan singkat. Walaupun demikian, makna simbolik yang tersirat mencerminkan bahwa tali silaturahmi atau persaudaraan antara prajurit Kontingen Indonesia dengan masyarakat Bani Hayyan telah terjalin dengan baik. Hal itu ditegaskan langsung oleh Sallah Jabar bahwa anggota masyarakatnya sangat menghormati dan menghargai Pasukan UNIFIL, khususnya Indobatt (Indonesian Battalion). Menurutnya, masyarakat di wilayahnya mendukung semua aktivitas yang dilakukan prajurit Indobatt selama ini, baik kegiatan patroli maupun sosial (CIMIC). Menanggapi pernyataan tersebut, Dansatgas menyampaikan harapannya agar masyarakat Bani Hayyan pun tidak sungkan atau takut untuk mengingatkan Pasukan Indobatt yang mungkin melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan terkait tugasnya selaku Pasukan Perdamaian PBB dan menginformasikan bila ada tempat-tempat atau benda-benda yang berbahaya yang akan dilalui oleh prajurit Indonesia.

Mengakhiri acara tersebut, Dansatgas menyampaikan beberapa kegiatan yang rencananya akan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat di seluruh wilayah operasi pasukan Garuda XXIII B, khususnya kegiatan pertandingan olah raga dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan RI ke-63 dan memeriahkan acara Medal Parade bagi Kontingen Garuda XXIII B pada bulan Agustus mendatang. Diharapkan melalui kegiatan yang akan digelar ini dapat lebih mengakrabkan mereka menjadi masyarakat Lebanon yang utuh dan bersatu dalam kedamaian.

SILAHTURAHMI TOKOH MASYARAKAT LEBANON SELATAN DENGAN PASUKAN UNIFIL


Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B memfasilitasi acara pertemuan sekaligus silahturahmi antara Mayor (Kepala Wilayah) dan Moukhtar (Tokoh Agama) yang berada di Area Operasi Indobatt (Indonesian Battalion) dengan para pejabat Komando Sektor Timur UNIFIL, khususnya Komandan Sektor Timur Brigjen Juan Batistuta Garcia Sanchez dari Spanyol dan Deputy Seceast Commander Kolonel Inf Haryoko S. dari Indonesia di Markas Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII B UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan diri Brigjen Sanchez dan Kolonel Haryoko S. selaku pejabat baru sekaligus untuk memperkuat kerjasama, saling pengertian dan koordinasi antara pasukan UNIFIL yang berada di Sektor Timur dengan masyarakat setempat. Selain itu, pertemuan tersebut dimaksudkan dalam rangka mencari masukan dari masyarakat Lebanon Selatan terkait kegiatan pasukan UNIFIL selama ini.

Di samping ke-2 Petinggi tersebut, turut hadir Staf Sipil Daljat Bagga selaku Civil Affair Staff dan Perwira Staf dari Komando Sektor Timur yang membidangi masalah Cimic (Civil Military Cooperation) serta para perwira Satgas Konga XXIII B, termasuk Dansatgas Letkol Inf A M. Putranto, S.Sos dan Wadansatgas Letkol Mar Ipung Purwadi.

Acara yang sempat mundur 15 menit dari jadwal karena menunggu kedatangan Dansektor yang menggunakan helikopter akhirnya dimulai pada pukul 11.15 waktu setempat. Agenda pertemuan diawali dengan presentasi dokumentasi video pelaksanaan kegiatan Cimic yang dilaksanakan Kontingen Indonesia selama ini. Selanjutnya berturut-turut kata sambutan oleh Dansatgas Letkol Inf A M. Putranto, S.Sos selaku tuan rumah, selanjutnya Brigjen Garchia Sanchez memberikan sambutan tentang keberadaan UNIFIL di Sektor Timur dan pelaksanaan tugas-tugasnya terkait Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701 dan terakhir Mr. Daljet Bagga memaparkan kegiatan Cimic yang sudah berjalan, termasuk proyek-proyek yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang.

Seusai kata sambutan, diberikan sesi tanya jawab kepada tokoh masyarakat Lebanon Selatan yang hadir. Tidak diduga, kesempatan ini digunakan oleh para Tokoh Masyarakat untuk mengungkapkan menyampaikan “uneg-uneg” masyarakat Lebanon Selatan terhadap kegiatan patroli kontingen negara tertentu di wilayah mereka. Diantaranya ialah Osama Rammal, Mayor (kepala wilayah) di El Aaddeise. Dia mengatakan bahwa penduduk setempat memprotes kecepatan kendaraan patroli yang melampaui batas saat melewati wilayah mereka. Mereka juga meminta agar patroli UNIFIL menghormati privasi masyarakat Lebanon Selatan selaku tuan rumah. Di sisi lain, dia meminta agar kontingen negara lain meniru pelaksanaan kegiatan dan cara patroli yang dilaksanakan oleh pasukan Indonesia yang menurut mereka santun dan menghormati tata krama yang berlaku di masyarakat.

Lain lagi pernyataan Abbas Ali Diyab, Mayor di Et Taibe. Dia meminta agar UNIFIL menerapkan Resolusi DK PBB No. 1701 secara fair tidak hanya kepada Lebanon saja, tapi juga kepada pihak Israel. Menurutnya, selama ini pelanggaran udara oleh pesawat tempur Israel tidak pernah ditindak tegas oleh UNIFIL. Belum lagi masih ada beberapa wilayah Lebanon yang masih diduduki oleh Israel yang sampai saat ini belum juga diserahkan kembali.

Menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan secara gamblang oleh para tokoh masyarakat Lebanon Selatan ini, Brigjen Garcia Sanchez secara diplomatis menjawab bahwa semua masukan tersebut akan segera ditindaklanjuti dan dibahas pada level yang lebih tinggi. Sayangnya, Jenderal Spanyol ini tidak dapat berlama-lama pada acara sesi tanya jawab karena harus menghadiri rapat dengan Kepala Staf UNIFIL di Markas Komando Sektor Timur Marjayoun sehingga acara tanya jawab pun berakhir saat itu juga. Kegiatan kemudian dilanjutkan foto bersama dengan seluruh tokoh masyarakat yang hadir beserta Perwira dan Staf Sipil Komando Sektor Timur UNIFIL, termasuk para perwira Satgas Konga XXIII B. Menutup acara pertemuan, dilakukan acara santap siang bersama dengan menu khas Indonesia.

Sejak awal kedatangan Kontingen Garuda XXIII B pada Nopember tahun lalu, setiap Tokoh Masyarakat sudah dikunjungi secara pribadi oleh Dansatgas. Dalam setiap kunjungannya, selain memperkenalkan keberadaan pasukan Indonesia, Dansatgas juga senantiasa menggali informasi tentang sikap dan kondisi sosial psikologis penduduk Lebanon Selatan. Pendekatan ini ternyata sangat efektif. Terbukti dari respon yang positif yang diperlihatkan terhadap keberadaan kontingen Indonesia oleh masyarakat Lebanon Selatan. Bukti nyatanya ialah kehadiran para tokoh masyarakat pada acara silahturahmi ini. Walaupun pada waktu bersamaan di Lebanon sedang berlangsung pemilihan presiden yang sudah tertunda belasan kali dari pertengahan tahun 2007 dimana hal ini merupakan kerawanan sendiri sebab bila terjadi dead lock dapat memicu konflik baru yang berujung pada pertikaian bersenjata antar faksi di Lebanon, namun ternyata para Tokoh Masyarakat lebih memilih untuk menghadiri acara pertemuan di Markas Kontingen Indonesia “Soekarno Base”. Tercatat jumlah Tokoh Masyarakat yang hadir di “Soekarno Base” mencapai hampir 100% dari yang diundang. Dari fakta ini, tidak berlebihan bila disimpulkan bahwa Kontingen Indonesia merupakan satu-satunya kontingen di Sektor Timur yang mendapat penerimaan secara bulat dari Tokoh Masyarakat yang berada di Area Operasinya.

Sebagai wujud apresiasi terhadap keberhasilan acara silahturahmi ini, secara khusus Komandan Sektor Timur Brigjen G. Sanchez menuliskan surat penghargaan kepada Komandan Satgas Konga XXIII B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos yang kutipan isinya sebagai berikut : “...Today I have had privilege to share a great time with Indobatt soldiers and local authorities of your AOR (Area Of Responsibilty – red). Your soldiers have been able to create a very kind atmosphere and show all the attendees how UNIFIL can help them. You have a brilliant organization and presentation. I am very proud of your work. I would like to congratulate you and all members of Indobatt, excellent work !...”

SERTIFIKAT KOMPUTER DARI PASUKAN GARUDA XXIII B UNTUK ANAK KORBAN PERANG LEBANON


Menghapus trauma akibat perang bagi anak-anak dan remaja di Lebanon bukanlah perkara mudah. Menyadari kenyataan ini, segala daya dikerahkan oleh anggota pasukan perdamaian PBB Kontingen Garuda (Konga) XXIII B agar anak-anak dan remaja yang berada di wilayah operasinya terbebas dari trauma yang menghantui mereka. Salah satu caranya ialah melalui penyelenggaraan Kursus Komputer tingkat dasar yang telah dimulai sejak 5 bulan lalu di Pusat Rehabilitasi “Khiam” di wilayah Deir Sirriane dan ditutup beberapa hari lalu yang ditandai dengan penyerahan sertifikat bagi peserta kursus yang telah memenuhi kualifikasi yang ditentukan.

Bertempat di halaman depan Municipality (kantor pemerintah lokal) Deir Sirriane Lebanon Selatan, sebanyak 25 orang anak dan remaja yang telah mengenyam kursus komputer dengan materi office word dan office excel mengikuti acara penyerahan sertifikat tersebut, bersama dengan sekitar 120-an tamu undangan yang sebagian besar merupakan orang tua maupun kerabat serta warga di mana anak-anak itu berdomisili. Selain itu, hadir juga Perwira Staf Cimic (Civil Military Cooperation) Komando Sektor Timur UNIFIL Mayor Ferera dan Kapten Aguado dari Spanyol serta pengurus lembaga Pusat Rehabilitasi “Khiam”.

Lagu Kebangsaan ke-3 negara yaitu Lebanon, Spanyol dan Indonesia berkumandang sebagai penanda dimulainya acara ini. Selanjutnya pemberian sambutan dari Dansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos selaku Pemrakarsa dan Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan Kursus Komputer tersebut. Sambutan berikutnya diberikan oleh Mohammad Shifa yang merupakan Sekretaris Jenderal Pusat Rehabilitasi “Khiam”. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa lembaganya merupakan salah satu cabang dari International NGO yang bergerak dalam bidang pemulihan atau rehabilitasi bagi korban kekerasan perang. Oleh karena itu, Ia berterima kasih atas upaya dan bantuan dari Kontingen Indonesia yang telah menyelenggarakan Kursus Komputer karena hal ini sedikit banyak akan menolong masyarakat Lebanon, khususnya anak-anak dan remaja agar dapat melupakan kekerasan perang yang pernah dialaminya di masa silam. Ia juga memuji ketulusan prajurit Indonesia yang dengan ringan tangan memberikan bantuan kemanusiaan berupa pelayanan kesehatan dan latihan P3K bagi masyarakat Deir Sirriane.

Seusai pemberian sambutan, prajurit-prajurit Garuda XXIII B dari Kompi Mekanis “C” menampilkan hiburan berupa tarian tradisional Indonesia yaitu Tari Saman dari Aceh. Gerakan-gerakan yang kompak, serempak, bersemangat dan dinamis dari para prajurit ini tak alang mengundang applaus meriah dari para hadirin. Mereka tidak menyangka, para prajurit Indonesia yang setiap harinya bergelut dengan senjata dan kendaraan tempur ternyata mampu membawakan suatu tarian tradisional dengan begitu apik.

Acara dilanjutkan pada acara pokok yaitu penyerahan sertifikat bagi peserta kursus yang telah lulus dan memenuhi kualifikasi. Namun sebelumnya, 2 orang perwakilan peserta kursus didaulat oleh panitia untuk melakukan unjuk keterampilan sebagai bukti bahwa mereka memang benar-benar layak dan mampu mengoperasikan komputer. Kali ini yang terpilih tampil ialah Ridho (11 tahun) dan Fatima (17 tahun). Dua orang anak ini diberikan persoalan yang berbeda dan harus menyelesaikannya dalam waktu maksimal 5 menit. Kontan, suasana pun menjadi riuh rendah

karena teriakan dan tepuk tangan dukungan dari anak-anak dan remaja yang hadir. Mereka begitu antusias menyemangati Ridho dan Fatima agar mampu menyelesaikan persoalan tersebut secepat-cepatnya. Tak sia-sia, rupanya dukungan itu mampu memotivasi Ridho sehingga mampu menyelesaikannya dalam waktu 3 menit saja sedangkan Fatima, karena sedikit gugup, menyelesaikan persoalannya dalam waktu 5 menit lebih sedikit.

Pada acara pokok, satu per satu peserta Kursus Komputer dipanggil ke depan seperti layaknya pembagian ijazah di sekolah. Dari raut wajah mereka, terpancar keceriaan, kegembiraan dan kebanggaan saat menerima sertifikat yang diberikan Dansatgas Konga XXIII B yang didampingi oleh Mayor Ferera dan Mohammad Shafa. Tak henti-hentinya mereka memandangi sertifikat yang baru saja mereka terima. Tak urung, kejadian ini mengundang rasa haru dari Tim Pengajar yaitu Kapten (Tituler) Deny Lesmana S.S, M.Si, Lettu Inf Risa Setyawan dan Lettu (Mar) Suherman. Seusai acara pembagian sertifikat, mereka pun berfoto bersama sambil menunjukkan sertifikat masing-masing.

Saat dimintai komentarnya terhadap acara ini, dengan ceria Ridho berujar, “Nahnu athfâl Deir Sirriane nasy’uru bissurûr bi hâdzihil haflah li taqdimi ssyahâdah. Nasy’kuru Indobatt ‘alâ ta’lîm komputer lanâ...” (Anak-anak di Deir Sirriane senang dengan acara pemberian ijazah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Indobatt yang telah mengajarkan komputer kepada kami...).

Acara penyerahan Sertifikat ini diprakarsai dan dilaksanakan sepenuhnya oleh prajurit Kontingen Garuda XXIII-B, khususnya dari Kompi Mekanis “C” di bawah kendali Mayor Inf Fauzi (Kepala Seksi Cimic/ Civil Military Cooperation) dibantu oleh Lettu Inf Risa Wahyu (Pasi Cimic) dan Kapten (Mar) Fredy Ardiansyah (Danki Mekanis “C”). Rangkaian acara ditutup dengan makan siang bersama dilanjutkan dengan penyerahan Tali Kasih kepada para asisten Tim Pengajar yaitu Ali Karim (16 tahun), Sarah Karim (17 tahun), Fatima Sa’ad (17 tahun) dan Nur (18 tahun) berupa kamera saku digital oleh Dansatgas Konga XXIII-B.

ATRAKSI KARATE PRAJURIT INDONESIA MEMUKAU RIBUAN MASYARAKAT LEBANON

Andaikata tidak tersemat bendera Merah Putih di dada sebelah kiri pakaian para Karateka dari Kontingen Garuda (Konga) XXIII B yang tampil dalam acara International Festival Sport di Beirut beberapa waktu lalu, niscaya ribuan masyarakat Lebanon yang hadir pada acara saat itu akan menganggap mereka adalah Karateka yang didatangkan langsung dari Jepang.

Anggapan itu muncul karena penampilan luar biasa para Prajurit Indonesia yang setara dengan kemampuan para Simpai Karateka di negara asal bela diri ini sehingga mampu memukau sekitar 1000 penonton di Outdoor American University of Beirut. Para Prajurit Indonesia menampilkan Karate aliran Sotokan dengan nomor Kata Beregu terdiri dari Sertu M. Furqon, Kopda Laode Rufai dan Praka Kamal Samila, Ambusen terdiri dari Sertu Usrin, Pratu Andareas dan Praka Sujono Due dan atraksi Double Sticks beregu terdiri dari Kopda Nixman, Praka Ernest, Praka Rinto, Praka Ilham Ismail dan Pratu Bray. Selama 8 menit, penampilan mereka mampu membius para penonton hingga hampir tak ada seorang pun yang beranjak dari tempat duduk saat menyaksikannya. Sesekali para penonton memberikan applaus meriah manakala ada gerakan-gerakan energik dan atraktif yang diperagakan para Karateka Indonesia ini.

“It’s amazing! Your performance is outstanding!”, demikian komentar Mr. Yousef Chahine selaku Ketua Panitia penyelenggara acara tersebut kepada Manajer Tim Konga XXIII B Lettu Inf M. Benrieyadin. Pujian juga datang dari Petinggi-petinggi Militer Lebanon yang hadir pada acara itu, diantaranya Jenderal Wafik Jijimi dari Lebanon General Security, Jenderal Ahmad Rifik dari Internal Security Force dan Jenderal Khawrie Al Masri dari Lebanon Armed Forces.

Acara festival yang diselenggarakan dalam rangka memperingati perjuangan dan pengorbanan para Aparat Keamanan Lebanon yang telah gugur selama menjalankan tugasnya ini menghadirkan 20 atraksi olahraga dari berbagai organisasi dan Instansi Militer Lebanon , yaitu : Eksebisi Akrobatik Bola Basket, Senam Aerobik, Rappeling dan Snapling, Tari tradisional Lebanon “Dableh”, Angkat Besi, Eksibisi olahraga oleh penyandang cacat, dan beberapa kecabangan Beladiri seperti Judo, Taekwondo, Gulat, Wushu, Kungfu, Kick Boxing, Jiu Jitsu serta tentu saja Demo Karate oleh Prajurit-prajurit Garuda XXIII B. Acara berlangsung mulai pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat setelah dibuka oleh Wakil Juru bicara Parlemen Lebanon Mr. Pierre De Keefi mewakili Juru Bicara Parlemen yang tidak bisa hadir yaitu Mr. Nabih Berri. Beberapa perwakilan negara asing termasuk Dubes Indonesia untuk Indonesia Bagas Hapsoro, SH, MA juga turut menghadiri acara ini.

Penampilan perdana Karateka Indonesia ini di hadapan masyarakat dan media massa nasional Lebanon makin menambah kredibilitas Kontingen Garuda XXIII B, baik di lingkungan UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) maupun di lingkungan masyarakat Lebanon sendiri. Awalnya yang ditunjuk untuk mewakili UNIFIL dalam event ini ialah Kontingen Korea. Namun seminggu sebelum pelaksanaan acara, Kontingen Korea mengundurkan diri. Akhirnya UNIFIL memutuskan untuk memberangkatkan Kontingen Indonesia ke acara tersebut berdasarkan penilaian dan prestasi yang selama ini telah dicapai saat menjalankan tugas di Lebanon Selatan.

Sebagai apresiasi terhadap penampilan prajurit-prajurit Kontingen Garuda XXIII B dalam acara tersebut, pihak panitia menyampaikan kepada Wadansatgas Letkol (Marinir) Ipung Purwadi selaku Official Tim bahwa pihaknya merencanakan akan memberikan medali dan sertifikat khusus bagi Tim Karateka Indonesia di “Soekarno Base” UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr. Tidak tanggung-tanggung, direncanakan Presiden Direktur American University yang akan secara langsung menyerahkan penghargaan tersebut. Hal ini tentu saja merupakan prestasi tersendiri yang tidak dimiliki oleh kontingen-kontingen dari negara lainnya.

Saat mengunjungi Markas Indobatt tepat 2 hari setelah pelaksanaan acara, Mr. Yousef Chahine selaku Director of Athletic Departement Of American University Beirut menegaskan kembali rencana tersebut secara langsung kepada Dansatgas Konga XXIII B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos sebagai wujud terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap partisipasi Kontingen Indonesia dalam Festival tersebut.

KONGA XXIII B DAN KONTINGEN SPANYOL SEDIAKAN FASILITAS BERMAIN ANAK

Dunia anak ialah dunia yang penuh dengan keceriaan dan permainan yang menyenangkan. Hal ini merupakan suatu adagium yang berlaku bagi setiap anak di mana saja. Bahkan di daerah konflik seperti di Lebanon sekali pun, hari-hari mereka senantiasa disibukkan dengan aktivitas bermain. Namun keterbatasan fasilitas yang ada membuat mereka seringkali bermain di tempat-tempat yang cukup rawan dan berbahaya seperti di bukit-bukit berbatu, jalan raya, dan terkadang di lahan-lahan yang ditengarai masih terdapat ranjau atau UXO (Unexploded Ordnance).

Berangkat dari fakta tersebut, Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII B/ UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) bekerja sama dengan Kontingen Spanyol dan masyarakat Bani Hayyan di Lebanon Selatan berupaya menyediakan fasilitas bagi anak-anak berupa Taman Bermain Anak. Setelah melalui proses pengerjaan selama beberapa hari, akhirnya Taman tersebut diresmikan penggunaannya oleh Wadan Satgas Letkol (Mar) Ipung Purwadi, mewakili Dansatgas yang berhalangan hadir karena bertepatan dengan acara lainnya.

Hadir dalam acara peresmian tersebut, ialah Mayor Ferrera dan Kapten Aguado mewakili Kontingen Spanyol selaku Donatur proyek Taman Bermain tersebut. Selain itu turut hadir Mohammad Sha’ab, Mayor (setingkat Kepala Wilayah) Bani Hayyan selaku Tokoh Masyarakat setempat dan Mrs. Ewa Turyk selaku Staf Civil Affair Sector East UNIFIL. Dalam sambutannya sebelum acara peresmian, Wadan Satgas menyampaikan bahwa dengan selesainya proyek Taman Bermain ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anak-anak di Lebanon Selatan, khususnya di wilayah Bani Hayyan. Menurut Wadan Satgas, beberapa manfaat bermain bagi anak-anak yang dapat dipetik adalah melatih syaraf-syaraf motorik, kecerdasan dan ketangkasan otak. Dengan bermain, anak-anak mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan kesulitan dengan kemampuan sendiri.

Seusai acara sambutan, Prajurit-prajurit Garuda tampil mengisi acara dengan menampilkan kesenian khas Indonesia yaitu “Tari Manasai” dari daerah Kalimantan. Atraksi ini kontan disambut meriah oleh sekitar 200-an masyarakat Lebanon yang hadir, yang sebagian besar merupakan anak-anak dan remaja. Mereka terpukau melihat penampilan tarian dari negara lain yang selama ini tidak pernah mereka saksikan. Bahkan mereka juga ikut bertepuk tangan mengikuti irama musik pengiring tarian sebagai wujud rasa antusias. Seusai atraksi tarian, tepuk tangan dan teriakan riuh membahana di seluruh penjuru lapangan.

Acara peresmian ini diprakarsai dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Prajurit-Prajurit Konga XXIII-B, khususnya dari Kompi Mekanis B/ Ajax di bawah panduan Kapten Inf Mahbub Junaedi (Komandan Kompi) dan dibantu oleh Lettu Inf Risa Wahyu (Pasi Cimic/ Civil Military Cooperation) serta Kapten Kav Mujahidin (Wakil Komandan Kompi) berdasarkan permintaan dari masyarakat Bani Hayyan sendiri.

Berawal dari pembicaraan Perwira Staf Cimic Konga XXIII B dengan Mohammad Sha’ab pada awal bulan Juli lalu dimana dalam pembicaraan itu Ia berharap dan meminta kesediaan Kontingen Indonesia mengajukan proposal kepada Komando Sektor Timur UNIFIL untuk menyediakan fasilitas bermain untuk anak-anak di wilayah mereka. Menindaklanjuti proposal itu, maka diadakan pendekatan dan lobby kepada Kontingen Spanyol agar bersedia membantu pendanaan proyek tersebut. Tidak dinyana, Kontingen Spanyol menyatakan kesanggupannya untuk membantu karena melihat keseriusan dan keberhasilan Kontingen Indonesia selama ini dalam merangkul masyarakat Lebanon Selatan untuk bersama-sama menciptakan perdamaian dan meminimalisir potensi konflik di wilayah itu.

Seusai acara peresmian, Mohammad Sha’ab berterima kasih dan memuji kreativitas dan terobosan yang dilakukan oleh prajurit-prajurit PBB yang bertugas di Lebanon Selatan. Dengan tulus, Mohammad Sha’ab menyampaikan, “Nahnu nasykuru al katibah al Indunisiyyah wal Isbaniyyah li binā’i hadzihi khadiqatil athfal. Wa mundzul yaum, al athfal fi janubil Lubnan wabil khushushi fi Bani Hayyan yastathi’una an yal’abu fil hadiqoh masrūrin...” (Kami berterima kasih kepada pasukan Indonesia dan Spanyol yang telah membangun Taman Bermain ini. Mulai saat ini, anak-anak di Lebanon Selatan khususnya di Bani Hayyan dapat bermain dengan gembira dan aman..).

Rangkaian acara ditutup dengan penyerahan hadiah bagi anak-anak yang menjadi pemenang lomba menggambar yang dilaksanakan setelah acara pengguntingan pita peresmian Taman Bermain, sekaligus pemberian souvenir berupa boneka beruang ”Teddy Indobatt” kepada seluruh anak dan remaja yang hadir pada acara tersebut.

KONGA XXIII B DAN KONTINGEN SPANYOL SUMBANGKAN MOBIL AMBULANCE

Keberadaan Mobil Ambulance dalam daerah konflik perang seperti halnya di Lebanon merupakan suatu kebutuhan vital yang tidak dapat ditawar lagi. Sayangnya, keterbatasan anggaran dari Pemerintah setempat menyebabkan tidak seluruh wilayah dapat memiliki fasilitas ini, termasuk diantaranya wilayah Tallusah di daerah Lebanon Selatan yang merupakan salah satu Area Operasi Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII B dalam misi Perdamaian PBB yang digelar di wilayah tersebut.

Tergerak oleh keinginan untuk mencari solusi atas permasalahan itu, Konga XXIII B bekerja sama dengan Kontingen Spanyol berupaya menyediakan fasilitas medis tersebut bagi masyarakat Tallusah. Setelah melalui proses negosiasi dan penyiapan selama beberapa waktu, Mobil Ambulance yang diidam-idamkan oleh masyarakat itu akhirnya diserahkan dan diresmikan penggunaannya oleh Dansatgas Letkol Inf A M Putranto, S.Sos kepada Mayor (Kepala Wilayah setempat) Tallusah Zihad Tormous di Gedung Baladiyah (semacam Balai Pertemuan), Selasa (5/8).

Dalam acara penyerahan dan peresmian penggunaan Ambulance tersebut, Kapten Aguado hadir mewakili Kontingen Spanyol selaku Donatur. Selain itu turut hadir pula Mrs. Ewa Turyk selaku Staf Civil Affair Sector East UNIFIL serta puluhan warga dan Tokoh Masyarakat Tallusah yang memadati ruangan pertemuan itu. Dalam sambutannya sebelum acara penyerahan Ambulance, Dansatgas menyampaikan bahwa peranan Kontingen Indonesia bukan sekedar menjaga stabilitas perdamaian, tetapi juga membantu masyarakat di daerah konflik Lebanon agar dapat meraih masa depan yang lebih baik. Dan ini dibuktikan dari upaya Kontingen Indonesia sebagai fasilitator antara UNIFIL dengan masyarakat setempat yang membuahkan hasil berupa pengadaan 1 Unit Mobil Ambulance. Selanjutnya, Zihad Tormous selaku Mayor di Tallusah juga memberikan sambutan singkat yang menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasihnya karena berkat kepedulian UNIFIL maka Ambulance yang diharapkan dapat dimiliki oleh warga Tallusah. Ia juga memuji pasukan PBB, khususnya Kontingen Indonesia yang selama ini terus berupaya dan berkarya bagi terciptanya perdamaian di wilayah Lebanon Selatan.

Setelah acara sambutan, Prajurit-Prajurit Garuda tampil mengisi acara dengan menampilkan Vokal Grup yang merupakan kolaborasi antara Prajurit-prajurit Konga XXIII B dengan para remaja Lebanon. Di luar dugaan, atraksi ini ternyata disambut meriah oleh sekitar 100-an masyarakat Lebanon yang hadir. Mereka kagum dan terpesona melihat penampilan kesenian kolaborasi yang selama ini tidak pernah mereka saksikan. Bahkan secara spontan, mereka juga ikut bertepuk tangan mengikuti lagu dan sholawat yang dinyanyikan sebagai wujud rasa antusias dan apresiasi mereka. Seusai atraksi tarian ini, tepuk tangan meriah dan teriakan riuh membahana di setiap sudut ruangan.

Acara dilanjutkan dengan unjuk keterampilan Prajurit-Prajurit Konga XXIII B dalam melakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) terhadap warga setempat yang diskenariokan mengalami kecelakaan lalu lintas. Dengan cekatan, Prajurit-Prajurit Indobatt (sebutan untuk Kontingen Indonesia) beraksi mempraktekkan P3K bekerja sama dengan warga lainnya yang bertindak sebagai Tim Evakuasi dengan menggunakan Mobil Ambulance yang akan diresmikan penggunaannya itu. Demontrasi ini ternyata juga mampu menyedot animo masyarakat setempat. Terbukti mereka berdesak-desakan untuk melihat demontrasi ini dari dekat. Beberapa kali mereka diminta berdiri agak menjauh namun tetap agak sulit diatur, terutama anak-anak kecil. Kendati demikian, acara demontrasi tersebut dapat berjalan sukses.

Seusai acara Demontrasi P3K, Dansatgas bersama dengan Kapten Aguado secara simbolis menyerahkan kunci Mobil Ambulance kepada Zihad Tormous. Acara penyerahan Ambulance ini sendiri merupakan inisiatif dan hasil jerih payah Staf Cimic (Civil Military Cooperation) Satgas yaitu Mayor Inf Ahmad Fauzi dan Lettu Inf Risa Wahyu, dibantu oleh Prajurit-Prajurit Konga XXIII-B, khususnya dari Kompi Mekanis B/ Ajax di bawah kendali Kapten Inf Mahbub Junaedi (Komandan Kompi). Sedangkan Vokal Grup yang ditampilkan merupakan kreasi dari Komandan Kompi Mekanis A/ Bee Kapten Inf Edy Widiyanto yang berhasil merangkul warga di wilayah El Aadaisse sehingga dengan senang hati bergabung dalam tim kesenian ini. Untuk Demontrasi P3K, dilakukan oleh Prajurit-Prajurit dari Peleton Kesehatan Satgas di bawah pimpinan Lettu Ckm Dr. Maulidi.

Pengadaan Ambulance ini bermula dari pembicaraan Perwira Staf Cimic Konga XXIII B dengan Zihad Tormous beberapa bulan sebelumnya dimana dalam pembicaraan itu Ia berharap dan meminta kepada Kontingen Indonesia untuk membantu mengadakan Ambulance guna membantu warga masyarakatnya. Namun karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh Kontingen Indonesia, maka dicari alternatif solusi lain yaitu dengan cara mengajukan proposal kepada Komando Sektor Timur UNIFIL untuk menyediakan fasilitas itu. Namun tentu saja hal ini bukan perkara mudah sebab pengadaan 1 unit Ambulance membutuhkan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu, pendekatan dan lobby secara intensif terus dilakukan kepada Kontingen Spanyol agar bersedia membantu proyek tersebut. Akhirnya setelah melalui proses yang panjang dan waktu yang cukup lama, Kontingen Spanyol menyatakan kesanggupannya untuk membantu dalam rangka menciptakan perdamaian dan meminimalisir potensi konflik di wilayah itu.

Rangkaian acara ditutup dengan menikmati hidangan kue-kue khas Lebanon dan makanan serta minuman ringan yang telah disiapkan oleh warga Tallusah. Namun sebelumnya, dilakukan prosesi pemotongan kue tar secara bersama-sama oleh Dansatgas Konga XXIII B, Kapten Aguado dan Zihad Tormous sebagai simbol kebersamaan dan ungkapan rasa syukur atas penyelenggaraan acara penyerahan Ambulance yang berjalan lancar.

ANUGERAH TANDA KEHORMATAN “UN MEDAL” UNTUK PASUKAN GARUDA XXIII B


Tepuk tangan meriah warga Lebanon menggema di Lapangan Upacara “Soekarno Base”. Raut wajah penuh haru dan bangga terpancar di wajah mereka. Bahkan tidak sedikit di antaranya yang menitikkan air mata manakala mendengar Lagu Kebangsaan Lebanon Qulna Lil Waton dinyanyikan oleh 850 prajurit Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII B yang bertugas dalam misi Perdamaian PBB di Lebanon Selatan.

Pujian pun bertaburan, “Syukran, Indunissiyah!” (Terima kasih, Indonesia!) atau “Ta’ajjabna ilaik!” (Kami salut pada anda!). Demikian ucapan yang disampaikan warga Lebanon Selatan yang menghadiri Upacara dalam rangka penganugerahan tanda kehormatan UN Medal kepada Kontingen Indonesia di Markas Konga XXIII B UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr. Upacara ini sendiri dipimpin langsung oleh Force Commander (Panglima) UNIFIL Mayjen Claudio Graziano selaku Inspektur Upacara. Dalam amanatnya, Mayjen Graziano mengungkapkan kebanggaan sekaligus pujiannya terhadap pasukan Indonesia yang telah melaksanakan tugas dengan amat baik selama lebih dari 9 bulan di mana berkat kontribusinya yang signifikan telah mampu menciptakan stabilitas keamanan di Lebanon Selatan melalui upaya-upaya dan inovasi yang belum pernah dilakukan kontingen lainnya seperti kursus komputer, kursus Bahasa Inggris, kursus memasak, pelayanan kesehatan, kerja bakti, latihan bela diri, latihan kesenian Indonesia, smart car (mobil pintar), latihan P3K dan Evakuasi, renovasi pusat kegiatan sosial dan lain sebagainya. Menurut Graziano, apa yang dilakukan oleh prajurit Indonesia benar-benar telah mencerminkan pelaksanaan tugas sesuai mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701.

Seusai amanat, Mayjen Graziano berkenan menganugerahkan dan menyematkan langsung tanda kehormatan “UN Medal” (Medali PBB) kepada seluruh perwira Satgas Konga XXIII B. Yang pertama kali disematkan ialah Wadan Sektor Timur UNIFIL Kolonel Inf Haryoko Sukarto mewakili prajurit yang bertugas sebagai Staf di UNIFIL HQ dan di Komando Sektor Timur. Selanjutnya berturut-turut, Komandan Satgas Konga XXIII B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos dan Wadan Satgas Letkol (Mar) Ipung Purwadi juga disematkan medali oleh Jenderal Italia itu. Kemudian, penyematan berlanjut kepada seluruh Perwira Staf dan Komandan Kompi. Sementara di saat yang bersamaan, para Petinggi UNIFIL, baik dari kalangan Militer maupun Sipil yaitu Kepala Staf UNIFIL, Komandan Sektor Timur dan Barat, Komandan Kontingen Belgia dan Director of Political and Civil Affair ikut menyematkan medali PBB ini kepada pasukan upacara lainnya. Selain itu, Duta Besar RI untuk Lebanon R. Bagas Hapsoro, SH, MA dan Konjen RI di Jeddah Gatot Abdullah Mansyur juga berkenan menyematkan medali kehormatan ini.

Kegiatan menyanyikan lagu Kebangsaan Lebanon yang dilanjutkan dengan lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” bukanlah satu-satunya “bintang” pada acara hari itu. Banyak atraksi dan unjuk keterampilan oleh para prajurit Garuda XXIII B yang menuai pujian, termasuk hasil karya berupa patung Garuda berukuran raksasa yang diletakkan sebagai back ground pasukan upacara. Unjuk keterampilan yang juga mengundang decak kagum ialah pada saat Pasukan Indonesia memperagakan Baris Berbaris, terutama pada saat pelaksanaan “Periksa Kerapihan” dan “Kosongkan Senjata”. Demikian pula halnya saat melakukan penghormatan pasukan dan pemeriksaan pasukan. Semuanya terlihat kompak, serempak dan penuh energi. Salah seorang tamu, Komandan Kontingen Nepal Letkol Sanjog sangat terkesan dengan penampilan pasukan upacara ini. Ia mengatakan, apa yang ditampilkan oleh prajurit Indonesia mengingatkan dirinya saat mengikuti pendidikan di Royal Military Academy Sandhurst (RMAS) Inggris. Bahkan menurutnya, “It is better, perfect!”.

Selesai upacara, Force Commander dan sekitar 500 undangan yang hadir hari itu menikmati atraksi lainnya yang dilakukan oleh para prajurit Garuda XXIII B. Atraksi pertama ialah tari “Mambre” yang merupakan tarian perang dari Papua. Irama tabuhan gendang dan terompet serta keharmonisan dan gerakan dinamis dari prajurit Kompi Mekanis-C/ Cheetah menggambarkan situasi konflik di Lebanon yang pada akhirnya dapat didamaikan dengan kehadiran pasukan UNIFIL di wilayah ini yang ditandai dengan berkibarnya bendera PBB dan Merah Putih serta beberapa bendera kontingen negara lain seperti Italia, Spanyol, India, Nepal, China, Polandia dan Malaysia di bagian akhir tarian. Kontan, penampilan kolosal ini membuat para undangan terpukau dan memberikan applaus yang meriah.

Selanjutnya, atraksi yang diperagakan ialah atraksi bela diri Karate aliran Sotokan dengan nomor Kata Beregu, Ambusen, Teki Shodan yang dipadukan dengan permainan Double Sticks oleh para prajurit Kompi Mekanis-D/ Dragon. Pada akhir rangkaian bela diri ini, masing-masing kecabangan yaitu Karate, Taekwondo, Silat “Kera Sakti” dan Silat “Merpati Putih” melakukan demo pematahan balok kayu, pemecahan biji kemiri, pematahan kikir baja, atraksi salto dan ditutup dengan pemecahan kendi air dengan double sticks yang diikuti dengan terbentangnya layar bergambar simbol Satgas Garuda XXIII B yang bertuliskan “We are Peacekeepers”. Kemudian, atraksi selanjutnya ialah Kolone Senapan oleh para prajurit Kompi Bantuan. Atraksi yang memiliki tingkat kesulitan dan konsentrasi pikiran yang tinggi ini juga dapat ditampilkan secara apik dan sempurna sehingga lagi-lagi mendapatkan applaus meriah dari hadirin. Sedangkan atraksi terakhir ialah kolaborasi antara prajurit Garuda dengan masyarakat Lebanon saat melakukan P3K dan Evakuasi dalam menghadapi bencana alam. Pada akhir atraksi sekaligus dilaksanakan pelantikan Tim P3K dan Evakuasi oleh Dansatgas Konga XXIII B sebanyak 4 tim dari berbagai wilayah di dalam Area Operasi Kontingen Indonesia. Puncak acara ditutup dengan defile pasukan upacara untuk memberikan penghormatan kepada Force Commander Mayjen Claudio Graziano yang telah berkenan menganugerahkan “UN Medal” kepada Kontingen Indonesia.

Seusai upacara, Mayjen Graziano juga berkenan untuk melakukan penanaman pohon di Indobatt Green Park sebagai bagian upaya mensukseskan kampanye penghijauan guna mengurangi dampak pemanasan global. Pada kesempatan itu, Graziano kembali memuji inovasi Kontingen Indonesia ini. Raut kepuasan dan kebanggaan terlihat jelas di wajahnya. Tidak dinyana, Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti acara resepsi dan makan siang di Rubb Hall Konga XXIII B. Hal ini di luar dugaan dan surprise karena sesuai jadwal yang telah disepakati, Force Commander seharusnya langsung kembali ke UNIFIL HQ di Naqoura. Ini merupakan apresiasi tertinggi yang diberikan Mayjen Graziano kepada Kontingen Indonesia sebab hal ini jarang sekali terjadi. Biasanya di kontingen negara lain, Jenderal Italia ini langsung pergi seusai mengikuti pelaksanaan upacara tanpa mengikuti resepsi.

Acara resepsi di Rubb Hall ini diawali dengan pemotongan kue tar oleh Force Commander dan Dubes Indonesia sebagai ungkapan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan tugas di Lebanon selama ini. Selanjutnya, seluruh undangan yang hadir dipersilahkan menikmati hidangan khas Indonesia yang telah disiapkan serta hidangan-hidangan lainnya. Mayjen Graziano memuji cita rasa masakan Indonesia yang dikatakannya “mengugah selera dan cocok dengan lidahnya ”. Sambil menikmati hidangan, para tamu dihibur dengan suguhan live musik, paduan suara kolaborasi antara prajurit dari Kompi Mekanis-A/ Lebah dengan masyarakat wilayah El Aaddaise dan kesenian Angklung Mang Udjo khas Sunda yang dimainkan oleh para prajurit Garuda dari Kompi Mekanis-B/ Ajax di bawah pimpinan Kapten Kav Mujahiddin sebagai Dirigen. Dua partitur lagu yang dimainkan mereka yaitu “We Are The Champion” (The Queen) dan “My Heart Will Go On” (Celine Dion) ternyata mampu membius para undangan. Applaus meriah pun menggema di seluruh penjuru Rubb Hall seusai penampilan ini. “It’s execellent. I have never seen the ceremony like this before!” demikian jawaban dari Brigjen Wouters Komandan Kontingen Belgia saat diminta komentarnya tentang acara pada hari itu.

Keseluruhan acara pada hari itu juga dihadiri oleh perwakilan Lebanon Armed Forces (LAF), para Pejabat UNIFIL HQ, para Pejabat Sektor Timur dan Sektor Barat UNIFIL, para Komandan Kontingen UNIFIL, dan para Kepala Wilayah dan Tokoh Masyarakat, termasuk para remaja dan anak-anak yang berada di dalam Area Operasi Konga XXIII B. Hal ini jarang terlihat di acara-acara kontingen negara lain di mana para tamu yang datang biasanya hanya berasal dari kalangan internal UNIFIL saja. Kedatangan para tamu yang beraneka ragam ini menunjukkan bahwa Konga XXIII B telah diterima dan diakui eksistensinya oleh seluruh kalangan yang berada di Lebanon Selatan.

Setelah seluruh kegiatan yang dijadwalkan berakhir, dilaksanakan acara tambahan berupa pemberian penghargaan kepada Peleton Terbaik pada saat pelaksanaan upacara penganugerahan UN Medal yang kali ini berhasil diraih oleh Peleton dari Markas Batalyon dibawah pimpinan Lettu Inf Paulus Panjaitan sebagai Komandan Peleton.

PASUKAN GARUDA XXIII B JUARA TURNAMEN MILITER ANTAR KONTINGEN PBB DI LEBANON


Kehandalan Pasukan Indonesia Kontingen Garuda XXIII-B kembali dibuktikan dengan meraih gelar juara III Turnamen Militer antar negara Kontingen UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon), yang diselenggarakan di Tibnin, Lebanon Selatan. Turnamen bertajuk Bellubatt Run and Power Games 2008 merupakan lomba yang cukup bergengsi di kalangan pasukan yang sedang bertugas dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan untuk mengadu kemampuan olah pikir dan tenaga sekaligus kerjasama tim.

Turnamen yang diprakarsai oleh Kontingen Belgia dan Luxemburg atau lebih dikenal dengan nama Bellubat (singkatan dari Belgia Luxemburg Batalyon) digelar di dalam Markas Bellubat UN Posn 6-5 terdiri dari 2 jenis perlombaan. Perlombaan pertama yaitu Power Games meliputi 11 macam materi lomba olah pikir dan tenaga yang ditempatkan dalam 11 pos atau lokasi yang berbeda. Beberapa materi tersebut di antaranya ialah Tolak Balok Kayu, Lari Estafet 100 M dengan membawa jerigen berisi air, Lari Estafet 100 M membawa Ransel berisi pasir, Mendorong Truck mogok, Memegang dan Menahan beban 10 Kg, Mendorong/menggelindingkan Ban Truk sejauh 100 M dan lain-lain. Sedangkan perlombaan kedua yaitu Run Games merupakan lomba lari estafet sejauh 7 x 3 Km atau sejauh 21 Km. Menurut Ketua Panitia yang juga Komandan Batalyon Bellubat, Letkol Dany De Wolf, undangan sudah disampaikan kepada seluruh kontingen, termasuk tentara Lebanon. Namun pada saat technical meeting, hanya 6 kontingen yang dapat mengikuti turnamen Power Games dan 8 kontingen yang mengikuti Run Games. Enam negara yang mengikuti Power Games ialah tuan rumah Belgia (2 tim), Perancis (1 tim), India (1 tim), Polandia (1 tim), Korea (1 tim) dan Indonesia (2 tim) sehingga total 8 tim. Kemudian, negara yang mengikuti Run Games yaitu Belgia (1 tim), Perancis (1 tim), India (3 tim), Polandia (1 tim), Korea (2 tim), Portugal (1 tim), Indonesia (1 tim) dan Malaysia (2 tim) serta ditambah dengan 1 tim putri dari Belgia sehingga total berjumlah 13 tim. Dalam Power Games, masing-masing tim terdiri dari 4 orang anggota dan 2 orang Perwira. Seorang Perwira dari tim itu ditunjuk menjadi Team Captain guna menyusun taktik dan strategi untuk memenangkan setiap lomba, sedangkan untuk Run Games tiap-tiap tim terdiri dari 6 orang anggota dan 1 orang perwira.

Pada perlombaan Power Games, Indonesia berhasil masuk 5 besar (The Best Five), di mana tim Indobatt-A berhasil meraih gelar Juara III setelah tim Kontingen Korea (Juara I) dan tim Kontingen Belgia (juara II) sementara untuk tim Indobatt-B berada di urutan ke-5. Tropi dan Sertifikat diserahkan langsung oleh Komandan Kontingen Belgia, Brigjen Wouters kepada Mayor Mar Romy Hutagaol selaku Team Captain dilanjutkan dengan acara foto bersama. Moment bersejarah ini disaksikan oleh sejumlah Komandan Batalyon dari Belgia, India, Portugal, Korea dan Malaysia serta para perwira dari negara peserta.

Menurut Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S. Sos, keberhasilan ini merupakan pencapaian yang luar biasa mengingat persiapan untuk menghadapi turnamen dari segi waktu sangatlah terbatas yaitu hanya sekitar 8 hari sebelum perlombaan mengingat seluruh tenaga dan pikiran prajurit Garuda XXIII B baru saja dikerahkan untuk mensukseskan acara Indonesian Medal Parade pada tanggal 20 Agustus lalu. Dengan alokasi waktu yang ”mepet” tersebut, pasukan Garuda melaksanakan latihan intensif di bawah bimbingan Mayor Mar Romy Hutagaol dan Mayor Inf D. Zulkarnaen dibantu oleh Kapten Inf Mahbub Junaedi dan Kapten Inf Edy Widiyanto. ”Meskipun hanya meraih juara III, namun prestasi ini jelas menunjukkan adanya peningkatan yaitu berhasil mengungguli Kontingen India yang sebelumnya sulit dikalahkan”, tegas Dansatgas kepada prajurit Konga XXIII-B sesaat setelah acara penerimaan tropi pemenang.

Kondisi keamanan Lebanon Selatan, termasuk di sepanjang Blue Line yang saat ini relatif tenang, apalagi dengan telah diperpanjangnya masa berlaku Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 melalui Resolusi Nomor 1832 pada tanggal 28 Agustus 2008 telah memberikan inspirasi bagi Batalyon Belgia yang akan mengakhiri tugasnya untuk menyelenggarakan event ini. Namun demikian, kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas setiap kontingen yang tergabung di UNIFIL, baik di Sektor Timur maupun Sektor Barat. Kegiatan turnamen militer ini merupakan tugas tambahan dan tidak sedikit pun mengurangi tugas pokok kontingen UNIFIL, termasuk Kontingen Garuda XXIII-B untuk memelihara perdamaian di Lebanon Selatan melalui kegiatan taktis berupa pelaksanaan patroli, baik berjalan kaki maupun berkendaraan serta melakukan observasi secara terus menerus di Area Operasi yang telah ditetapkan serta kegiatan non taktis berupa pelaksanaan Cimic (Civil Military Cooperation) dan Humanitarian Assistance.

LOMBA LAYANG-LAYANG INDOBATT

24 Sep 2008

Tak pernah terbayang dalam benak Khatim (12 tahun) bahwa langit di atas desanya akan dipenuhi benda asing bernama “Layang-layang”. Dua tahun yang lalu tepatnya pada bulan Juli 2006, seluruh penjuru langit tersebut dipenuhi oleh jet-jet tempur Israel yang menggempur sebagian besar desa-desa di Lebanon Selatan sehingga menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Namun sore itu, semuanya berubah. Tidak ada lagi tangis sedih dan rasa takut, berganti dengan keceriaan dan kegembiraan saat melihat para prajurit Indonesia dengan lincah memainkan berbagai macam dan ukuran Layang-layang yang dibuat oleh mereka sendiri.

Penampilan perdana permainan khas rakyat Indonesia di wilayah misi PBB yang digelar di Lebanon Selatan ini merupakan salah satu dari beberapa kreativitas yang ditampilkan dan dilombakan oleh para prajurit Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B dalam rangka merayakan International Day of Peace dan untuk menyambut HUT ke-63 TNI serta sekaligus acara Buka Puasa Bersama (Iftar) dengan masyarakat di dalam Area Operasi Kontingen Indonesia.

Sore pukul 15.00 bertempat di Lapangan Parade “Soekarno Base”, Layang-layang sontak menjadi idola sekitar 505 orang penduduk Lebanon Selatan, terdiri 355 anak-anak dan remaja serta 120 orang Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama. Di samping itu, 130 orang perwakilan kontingen negara UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) ikut pula menghadiri acara ini yaitu dari Portugal, Nepal, Spanyol, Italia, Belgia dan Malaysia serta perwakilan dari LAF (Lebanon Armed Forces). Mereka yang hadir terheran-heran sekaligus kagum dengan kreasi ini. Walaupun dari segi bentuk dan bahan bakunya cukup sederhana namun Layang-layang tersebut mampu menghibur dan menghadirkan suasana ceria dan gembira. Terlebih bagi para prajurit Indonesia, mereka saling bersaing menampilkan permainan Layang-layang itu agar terlihat apik, menarik dan dapat terbang dengan cantik di angkasa sehingga terpilih menjadi pemenang lomba dan menerima hadiah dari Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigjen Medina Fernandez yang turut hadir dalam acara itu.

Usai lomba layang-layang, para prajurit Garuda bergembira bersama dengan anak-anak dan remaja Lebanon dalam berbagai games, lomba menggambar dan atraksi sulap. Permainan-permainan ala 17 Agustus-an seperti menusuk balon dengan mata tertutup, membawa bola tenis berpasangan dan lomba balap bakiak beregu yang disuguhkan dalam acara tersebut merupakan pengalaman baru dan sungguh mengasyikkan bagi anak-anak dan remaja Lebanon. Aneka games sendiri berlangsung amat meriah karena mereka tidak mau menyerah begitu saja walaupun baru pertama kalinya mengenal berbagai permainan itu. Mereka begitu antusias dan bersemangat dalam setiap perlombaan. Jadilah lapangan yang biasanya sunyi menjadi riuh rendah karena teriakan dan tawa ceria anak-anak dan remaja Lebanon yang hadir. Demikian pula halnya saat perlombaan menggambar, animo mereka sangat besar. Bahkan, pihak panitia sampai kehabisan stok kertas gambar karena banyaknya peserta. Namun hal ini tidak sampai mengganggu kelancaran perlombaan. Yang lebih heboh lagi sewaktu penampilan atraksi sulap dimana anak-anak dan para remaja ini berdesak-desakan ingin melihat dari dekat. Salah satu atraksi yang menyedot perhatian ialah atraksi menyulap kertas tisu yang terbakar menjadi uang kertas 5000 Lebanon Pounds (LBP) atau sekitar 30.000 Rupiah. Kontan mereka berebut untuk meminta uang tersebut dari tangan Si Pesulap yaitu Sertu Suswadi.

Di sela-sela acara lomba, ditampilkan pula hiburan Indobatt Band yang berkolaborasi dengan personel dari Kontingen Portugal dan pemuda-pemudi Lebanon. Komentar bernada pujian meluncur dari beberapa hadirin, diantaranya dari Komandan Satgas Zeni Portugal Letkol Jorge Caetano, “It’s fascinating! I never imagine before that Indonesian Contingent is able to organize such a formidable program” (Mengagumkan! Saya tidak menyangka Kontingen Indonesia dapat mengadakan acara yang begitu hebat seperti ini). Lain lagi komentar Komandan Batalyon Nepal Letkol Pawan Raj Ghimire, “Your relationship between the Lebanese people is really amazing!” (Kedekatan anda dengan warga Lebanon sungguh luar biasa!”).

Acara yang digagas oleh Komandan Satgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos merupakan upaya untuk menciptakan stabilitas dan kondisi perdamaian yang permanen sekaligus meminimalkan potensi konflik di masa yang akan datang. Lebih jauh, Dansatgas mengharapkan melalui kegiatan ini dapat mengisi kevakuman kegiatan pemerintahan setempat yang sementara ini masih belum solid sebagaimana halnya yang terjadi di pemerintahan pusat yang saat ini dalam tahap konsolidasi kabinet. Secara nyata, selain melalui acara yang bersifat rekreatif dan edukatif, upaya ini diwujudkan juga dalam kegiatan bazaar dimana dalam acara sore itu sebanyak 10 pedagang dari warga setempat diberikan kesempatan untuk membuka stand dan berjualan pakaian, barang elektronik, kerajinan tangan, souvenir, parfum dan lain-lain. Tujuannya untuk mendorong perputaran roda perekonomian di wilayah bekas konflik tersebut.

Acara dilanjutkan dengan acara sambutan dari Dansatgas Konga XXIII-B yang dikuti sambutan dari Dansektor Timur UNIFIL. Dalam sambutannya, Dansatgas menyampaikan bahwa acara yang digelar pada hari itu sekaligus merupakan acara perpisahan kepada masyarakat setempat karena dalam waktu dekat Kontingen Indonesia yang bertugas saat ini akan mengakhiri tugasnya dan akan digantikan oleh Kontingen Indonesia yang baru. Ia mengucapkan terima kasih dan apreasiasi atas bantuan dan kerjasama yang ditunjukkan oleh masyarakat Lebanon selama ini sehingga pasukan Indonesia seperti berada di rumahnya sendiri. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada anak-anak dan remaja Lebanon yang berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan Cimic (Civil Military Cooperation) yang dilaksanakan oleh Kontingen Garuda XXIII B. Di sisi lain dalam kesempatan yang sama, Dansektor Timur Brigjen Medina Fernandez mengucapkan “Selamat” atas HUT ke-63 TNI dan menyampaikan penghargaannya kepada Kontingen Indonesia yang telah berhasil mencapai “the perfect and the highest standard of accomplishment the humanitarian role of the battalion within its mandate towards the local people for assuring stability and prevailing peace in South Lebanon” (Kesempurnaan dan Tingkat tertinggi dalam penyelesaian tugas kemanusiaan sesuai mandat yang di-embannya guna menjamin stabilitas dan meluasnya kedamaian/perdamaian bagi masyarakat di Lebanon Selatan). Seusai penyampaian kata sambutan, acara dilanjutkan dengan pelepasan balon dan Merpati Putih oleh Dansektor Timur UNIFIL, Dansatgas Konga XXIII B, Perwakilan LAF, serta seluruh Tokoh Masyarakat di dalam Area Operasi Indonesia yang merupakan simbol telah terciptanya perdamaian yang hakiki di Lebanon Selatan.

Rangkaian acara ditutup dengan jamuan makan malam sekaligus buka puasa bersama dengan menu ala Indonesia. Sop Buntut, Ikan Kakap, Sate Kambing bumbu Kacang, Ayam Goreng, Perkedel, Mie goreng dan Nasi goreng serta Kerupuk ternyata cukup diminati. Sambutan para hadirin dan tamu undangan yang menikmati hidangan amat positip. Mereka memuji cita rasa masakan Indonesia. Ini terlihat dari animo sebagian besar yang hadir untuk menambah porsi makanannya sampai 2 atau 3 kali.