Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net
Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net
Add to Technorati Favorites

Masukan Email Anda Untuk Berlanggan Update Berita Terbaru

Delivered by FeedBurner

Komentar Terbaru

Powered by Blogger.

ShoutMix chat widget
"Wellcome" to Indobatt-community
My Profil
Nama:Lutfieadi
Satuan:Korpaskhas
TNI-AU
Email:
Cakrageneration
@yahoo.com
Thank's For
All My Best
Friend's
GARUDA XXIII/B
UNIFIL 08-09
Salju abadi
Lebanon
Thank's of all
GOOD LUCK

Join My Community at MyBloglog!
Monday 17 November 2008

OPERASI,SEJARAH DAN ORGANISASI PASKHAS

Setelah berubah status menjadi Kotamabin berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara No. SKEP/73/III/1999 tanggal 24 Maret 1999, Korpaskhas membawahi WING Paskhas (WING I, WING II, WING III), Detasemen Bravo Paskhas (Den Bravo Paskhas) dan Detasemen Kawal Protokol Paskhas (Den Walkol Paskhas). Saat ini Denwalkol berdasarkan Instruksi Kepala Staf ANgkatan Udara nomor : Ins/2/III/2008 tanggal 31 Maret 2008 telah beralih pembinaannya dari Korpaskhas kepada Denma MabesAU, sehingga efektif mulai tanggal dikeluarkan Instruksi tersebut pembinaan Kawal Protokol dibawah Denma Mabesau.

HIRARKI

Korps Pasukan Khas TNI–AU adalah satu satunya wadah berbentuk korps bagi pasukan berkualifikasi khusus di TNI–AU bahkan dalam TNI. Korpaskhasau bersanding dengan Kopassus TNI AD adalah Pasukan khusus berstatus KOMANDO resmi yang dimiliki oleh TNI. Hal ini karena 2 organisasi pasukan khusus ini bersifat (KOTAMA) BERDIRI SENDIRI dengan pelatihan dan kemampuan serang yang sangat lethal secara individual. Paskhas lahir sebagai pasukan komando sejak masa kelahirannya. Mereka diterjunkan dengan unit kecil di belakang garis pertahanan lawan dan langsung menusuk jantung pertahanan musuh. Maka itulah para personel pasukan payung AURI ini dididik dengan metode komando yang diadopsi dari SAS Inggris (melalui pendidikan di Pusdik RPKAD). Metode pendidikan komando “ala baret merah” mulai dilakukan di Wing III Diklat sejak Paskhas masih bernama KOPPAU. Korpaskhasau memakai sebutan “Pasukan” untuk jargon korps nya. Disingkat (Psk).

Struktur pasukan

1. Wing 1/Hardha Maruta di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, membawahi :
1. Batalyon 461/Cakra Bhaskara (Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta)
2. Batalyon 462/Pulanggeni (Bandara Husein Sastranegara, Bandung)
3. Batalyon 465/Brajamusti (Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta)
4. Batalyon 467/Harda Dedali (Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta)
5. Flight A Paskhas Berdiri Sendiri di Bandara Polonia, Medan.
6. Flight B Paskhas BS di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekan Baru, Riau.
7. Flight D Paskhas BS di Bandara El Tari, Kupang.
2. Wing 2 Paskhas di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, membawahi :
1. Batalyon 463 Paskhas di Bandara Iswahyudi, Madiun
2. Batalyon 464/Nanggala Paskhas di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang[4]
3. Batalyon 466 Paskhas di Bandara Hasanuddin, Makasar
4. Flight E Paskhas BS Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta
5. Flight F Paskhas BS (Bandara Manuhua, Biak) .
3. Wing 3 Paskhas / Pendidikan dan Latihan di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung.
4. Den Bravo-90 Paskhas di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung.
5. Den Walkol Paskhas di Bandara Halim Perdanakusuma, JakartaBerdasarkan Instruksi Kasau Nomor : ins/ 2 / III / 2008 status Detasemen Kawal dan Protokol pembinaannya dialihkan dari Korpaskhas ke Denma Mabes AU.[3]

Sesuai Peraturan Kasau /53/VIII/2008 tertanggal 13 Agustus 2008 tentang Penyempurnaan Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Korps Paskhas TNI AU, maka penyebutan "skadron" diubah menjadi "batalyon".

Untuk pengembangan organisasi kedepan saat ini tengah diusulkan ke Mabes TNI-AU untuk pembentukan Wing III Paskhas di Makassar, Sulawesi Selatan untuk meng-cover wilayah timur Indonesia. Selain itu direncanakan pula penambahan 3 skadron (batalyon) baru Paskhas yaitu Skadron 468 di Medan, Skadron 469 di Biak, Papua dan satu Skadron lagi di Yogyakarta atau Kupang sehingga nantinya Paskhas akan memiliki 10 Skadron pasukan

Kekuatan pasukan

Paskhas saat ini berkekuatan 5.732 personel. Dalam beberapa waktu kedepan direncanakan Paskhas TNI-AU akan mendapatkan 40 buah panser buatan Pindad sebagai cikal bakal Batalyon Kavaleri Paskhas. Namun rencana ini tengah mengalami negoisasi ulang dikarenakan ranpur sejenis Panser dinilai tidak cocok dengan karakteristik tugas dari Paskhas. Jika rencana re-negoisasi ini disetujui maka Paskhas berniat mendatangkan kendaraan taktis sejenis Dirgantara Military Vehicle (DMV) buatan PT DI yang kini telah dipakai oleh pasukan elit Paskhas Detasemen Bravo-90

Korps Baret Jingga ini telah diperkuat dengan kedatangan 400 rudal panggul permukaan ke udara QW (QianWei)-3. Rudal QW-3 dilengkapi penjejak semi-active laser guidance, cocok untuk menggasak pesawat tempur maupun rudal lain dalam ketinggian rendah sampai dengan jarak 8 km. Memiliki bobot 13 kg dan kecepatan maksimum 750 km/jam. Senjata ini dipergunakan untuk menggantikan Triple gun bikinan Hispano Suiza (Switzerland) tahun 1950-an dan DSHK 12,7 mm

Paskhas juga tengah berupaya mendatangkan 8 baterai PSU jarak pendek berupa Oerlikon kaliber 35 mm untuk Hanud titik yang sudah terintegrasi antara rudal, meriam, radar, pos komando taktis, dan komputer. Senjata ini sudah menggunakan teknologi tercanggih dan telah digunakan oleh banyak negara Eropa. Menurut rencana, senjata PSU ini akan ditempatkan di Lanud-lanud Utama TNI-AU. Salah satu kelebihan utama lainnya untuk PSU Oerlikon kaliber 35 mm ini adalah kemampuannya untuk dapat dibawa dengan pesawat Hercules agar lebih mobile dalam pengoperasionalannya.

Paskhas kini mengupayakan untuk mengganti senjata perorangan SS – 1 yang kabarnya akan digantikan SiG-552 ataupun SS-2. Jujur saja, senjata SS-1 buatan Pindad memang sudah tidak layak pakai. Sering macet dengan bekas las di sana – sini.

Komandan

Saat ini, Komandan Korpaskhas (Dankorpaskhas) adalah Marsekal Pertama TNI Harry Budiono. Beliau lahir di ngawi jawa timur, 12 oktober 1953, mengawali karier militer setelah dilantik Presiden RI sebagai letnan dua pada tahun 1978. Selanjutnya penempatan pertama sebagai komandan pleton, Komandan Lanud Morotai, Komandan Skadron Paskhas 462 Lanud Sulaiman, Asintel Korpaskhas, Inspektur Korpaskhas (Ir), Wadan Korpaskhas. Selanjutnya pada tanggal 26 Juni 2008 diangkat menjadi Komandan Korps Pasukan Khas (Dankorpaskhas) sampai sekarang.[5]


Operasi militer dan sipil

Operasi militer dalam negeri

Prajurit-prajurit korpaskhas telah banyak terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti Agresi Militer I dan II, operasi militer PRRI di Riau, operasi menumpas PERMESTA di Sulawesi Utara, operasi TRIKORA untuk membebaskan Irian Barat, operasi DWIKORA, operasi penumpasan 30 S/PKI, operasi penumpasan PGRS / PARAKU di Kalimantan dan operasi Timor-Timur serta operasi militer lainnya.


Penumpasan RMS, DI/TII dan PRRI/PERMESTA

Ketika terjadi beberapa pemberontakan di bumi Pertiwi ini PGT antara lain ditugaskan pula untuk menumpas pemberontakan DI/TII di wilayah Jawa Barat. PGT melakukan pengejaran di wilayah-wilayah diantaranya Tangkuban Perahu, Pegunungan Galunggung, Pegunungan Guntur dan Pegunungan Tampomas. Selain itu PGT juga ikut melaksanakan penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan dengan melakukan penerjunan yang dipimpin langsung oleh Letkol (U) RA Wiriadinata Saat penumpasan RMS, PGT mengerahkan 1 kompi pasukannya antara lain di Kendari dan Pulau Buru, Maluku.

Pada peristiwa PRRI di Sumatera, satu batalion PGT bersama 1 kompi RPKAD melakukan penerjunan untuk pertama kali pada 12 Maret 1958 di Pangkalan Udara Simpang Tiga, Pekanbaru. Empat hari berselang pada 16 Maret 1958, PGT bersama RPKAD dan Batalion 332 Siliwangi kembali melakukan penerjunan di Medan.

Ketika operasi 17 Agustus di Sumatera Barat, PGT mendapat tugas untuk merebut Lanud Tabing di Padang. Untuk mengawali operasi ini, delapan personil PGT dipimpin Letkol (U) RA Wiriadinata ditugaskan melakukan operasi khusus. Tim kecil PGT ini mendapat tugas menentukan titik penerjunan yang paling aman bagi pasukan TNI. Pendaratan open sea ini, terbilang berbahaya. Ombak besar menyulitkan pendaratan. Akibatnya, saat regu PGT mendarat dengan motor-tempel kecil di pantai, perahunya pecah. Sampai di pantai, mereka bergerak cepat, menyusup, menentukan koordinat, dan membuat kode-kode rahasia pada DZ. Tentu tidak gampang menentukan lokasi DZ, mengingat pasukan PRRI tersebar di mana-mana.

Pada 17 April 1958 tepat pukul 06.40 satu batalyon PGT dan satu kompi RPKAD diterjunkan dan langsung mendapat perlawanan dari pasukan PRRI, akibatnya satu personil PGT gugur. Selain itu Lanud Tabing juga sudah dipenuhi oleh ranjau paku dan bambu-bambu runcing yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Pada bulan Mei 1958, satu batalyon PGT kembali diterjunkan di Mapanget, Manado saat operasi Merdeka untuk menumpas Permesta di Sulawesi Utara. Begitu gencarnya pertempuran di darat maupun dari udara, hingga sempat memancing pesawat Lockheed U-2 Dragon Lady milik AU Amerika (USAF). Pesawat ini pernah dimanfaatkan mengintai pulau Natuna yang disiapkan untuk menggempur Jakarta


Operasi Trikora

PGT AURI dalam operasi Trikora mengambil porsi terbesar jumlah pasukan yang diinfiltrasi ke Irian (Papua) Barat dengan total 532 orang.

Jumlah personil dari TNI, Polri dan relawan yang diinfiltrasikan selama Trikora adalah 1.419 personil dengan jumlah korban jiwa 216 gugur/hilang dan 296 tertangkap.

Pada tanggal 11 April 1962, saat operasi Banteng, 40 pasukan PGT dibawah pimpinan Letnan (U) Agus Hartono dan Sersan Mayor (U) Picaulima diterjunkan untuk pertama kali di Irian Barat yaitu di daerah Fak-Fak begitu juga penerjunan yang dilakukan 39 personil PGT dibawah pimpinan Letnan (U) Herwindo di Kaimana berhasil dengan baik. Sedangkan penerjunan di Merauke dipimpin oleh Letnan (U) Benyamin Matatutih.

Pada 16 Mei 1962, pasukan PGT dibawah pimpinan Letnan Muda (U) Suhadi melaksanakan penerjunan di Sausapur saat Operasi Serigala.

Salah satu kisah heroik dan bersejarah adalah peristiwa pengibaran Sang Saka Merah Putih untuk pertama kali dipancangkan di bumi Cendrawasih, Irian Barat, yang dilakukan oleh anggota PGT. Pada tanggal 19 Mei 1962, sebanyak 81 anggota PGT bertolak dari Pangkalan Udara Pattimura, Ambon, dengan pesawat Hercules yang dipiloti Mayor (U)T.Z Abidin menuju sasaran daerah penerjunan sekitar Kampung Wersar, Distrik Teminabuan. Mereka diterjunkan tepat diatas markas tentara Belanda. Kisah heroik ini mengakibatkan tewasnya 53 anggota PGT AURI termasuk komandan tim Letnan Dua (U) Manuhua.

Untuk memperkuat posisi tentara Indonesia di Irian Barat dilaksanakan operasi Jatayu pada 14 Agustus 1962 dengan rincian Kelompok Elang dibawah pimpinan Kapten (U) Radik Darsono diterjunkan di Sorong dan Kelompok Alap-alap dibawah pimpinan Letnan (U) Mahutappy.

Operasi penerjunan yang dianggap mustahil oleh pelbagai ahli perang selama Trikora, mengingat kondisi alam Papua yang amat berat ternyata berhasil dilaksanakan dengan baik oleh personil PGT

Beberapa kali penerjunan yang dilakukan PGT selama operasi Trikora di Kaimana, Fak Fak, Sorong, Klamono, Teminabuan, dan Merauke telah mengakibatkan gugurnya 94 orang prajurit.


Operasi Dwikora

Seperti halnya saat Trikora, pada saat operasi Dwikora PGT AURI juga menjadi pasukan yang pertama sekaligus menjadi pasukan dengan jumlah terbanyak yang diterjunkan ke wilayah Kalimantan Utara dan Malaysia.

Untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Agustus 1964 sebanyak 17 personil PGT berhasil melakukan penerjunan di selatan Johor.

Dalam penerjunan di Labis dan Bontian, dekat Johor Baru pada tanggal 2 September 1964, pesawat C-130 Hercules yang diterbangkan Mayor (U) Djalaloedin Tantu bersama 7 awak pesawat jatuh ke selat Malaka. Sebuah sumber menyatakan bahwa kecelakaan pesawat Hercules yang melakukan terbang malam tersebut akibat terbang terlalu rendah untuk menghindari deteksi radar lawan. Letkol (U) Sugiri Sukani, Komandan Resimen PGT dan Letnan Satu (U) Suroso ada didalam pesawat malang tersebut. Unsur yang ikut tewas dalam peristiwa tersebut adalah 47 orang personil PGT dan 10 orang Cina Melayu, diantaranya adalah dua gadis. Sedangkan 2 Hercules lainnya berhasil menerjunkan pasukan PGT didaerah sasaran. Pasukan ini berjumlah 3 Peleton terdiri dari 1 Peleton dari Jakarta dan 2 Peleton dari Bandung.

Jumlah personil PGT yang gugur/hilang selama operasi Dwikora berjumlah 83 orang sedangkan yang tertangkap berjumlah 117 orang.


Operasi Seroja

Dalam Operasi Seroja, Kopasgat tidak berfungsi sebagai pasukan pemukul seperti yang dilakukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dalam penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta, perjuangan Trikora dan Dwikora. Kopasgat yang terdiri dari Pengendali Tempur (Dalpur), Pengendali Pangkalan (Dallan) dan Satuan Tempur (Satpur) bertugas membentuk pangkalan udara operasi dan pengamanannya

Gelaran pertama Kopasgat terjadi tanggal 7 Desember 1974 saat 126 personil Detasemen-B Kopasgat yang dipimpin Kapten (Psk) Silaen diterjunkan dengan cara air landed di lapangan terbang Dili, selang dua hari pada 9 Desember 1974 delapan Hercules C-130 menerjunkan pasukan dari Yonif Linud-328 Kostrad, Grup-1 Kopassus, Yonif 401/Banteng Raiders dan 156 personil Kopasgat pada pukul 07.25 WIT. Tugas Kopasgat adalah membebaskan lapangan terbang Baucau, atau lebih populer dengan Villa Salazar dalam bahasa Portugis. Detasemen-A Kopasgat dipimpin Kapten (Psk) Afendi. Operasi ini sekaligus membuktikan kemampuan Kopasgat melaksanakan Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD)

Dalam operasi Seroja, Kopasgat bersama satuan tempur lainnya dari TNI-AD dan TNI-AL (Marinir) turut bertempur diberbagai medan mulai dari kota, hutan, pegunungan, perbukitan hingga ke wilayah pedalaman Timor-Timur untuk memburu gerombolan pengacau keamanan bersenjata.

Operasi sipil

Selain mengabdikan dirinya dalam tugas-tugas operasi militer, prajurit paskhas juga ikut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan seperti operasi Tinumbala dan Tampomas penanggulangan bencana alam, Tentara Masuk Desa dan karya bakti TNI lainnya.

Misi perdamaian

Keterlibatan Paskhas dalam misi perdamaian di luar negeri di bawah bendera PBB seperti tergabung dalam:

* Kontingen Garuda di Vietnam,
* Kontingen Garuda XIV dibawah Unprofor di Yugoslavia,
* Kontingen Garuda XIV A-B di Bosnia,
* Kontingen Garuda XVII dibawah OKI di Filipina dan penugasan militer di luar negri lainnya.

4 comments:

Anonymous said...

jaya terus Paskhas dan abadi untuk selama lamanya engkau telah mengorbankan nyawa unt tegaknya NKRI mulai dari penjajahan Belanda hingga pertempuran2 perang yang sangat berat lainnya di bumi RI,serta berbagai keberhasilan dalam pertempuran2 dahsyat yang sangat membanggakan telah engkau torehkan tinggkatkanlah alutsista dan senjata perorangan yg lbh canggih dan moderen lg, krn engkaulah pasukan khusus yg sangat tangguh yg dimili olh negara RI, HIDUP PASKHAS

Komando

adi_bz

Anonymous said...

menarik sekali membaca sejarah Paskhas TNI AU dlm judul 'OPERASI, SEJARAH DAN ORGANISASI PASKHAS' yang di posting pd tanggal 17 Nop 2008. namun ada beberapa kalimat dn kata yang ingin saya sampaikan sebagai bentuk koreksi yang bersifat membangun. contoh kalimat/kata yang menurut saya kurang tepat adalah :wing i/hardha marutha di bandara halim perdana kusuma. Mungkin menurut saya akan lebih tepat jika kata Bandara diganti dengan nama Lanud dikeranakan nama bandara merupakan sebutan air base untuk kalangan sipil. sementara jika nama Lanud adalah singkatan dari pangkalan TNI AU...maka dengan demikian nama Paskhas secara otomatis akan teriontehrasi dengaN militer/TNI AU.. trim

YRaniA said...

Ikut comment dikit ya...iseng buka blog ini, bravo buat Paskhas AU....
Semoga slalu jaya... terharu bacanya... terutama tentang operasi dwikora... LU I Soeroso adalah alm mbah buyut saya... tapi sy sendiri ga banyak tau tentang perjuangan beliau... makasih udah bisa baca blog ini...

YRaniA said...

wah saking semangat pengen comment sampe salah.. maksudnya alm mbah kakung saya... ralat yaaa

Post a Comment